Perkenalkan..
Namaku adalah Oli.
Aku tengah berada di dalam sebuah ruangan, di mana di dalamnya aku merasakan kenyamanan. Di dalam ruangan berukuran kira-kira 4*5 ini aku sedang duduk manis sambil memandang asyik ke layar komputerku mengikuti setiap huruf yang aku ketikkan lewat keyboard komputerku membentuk kata menjadi untaian kalimat yang membentuk makna.
yaa.. ku harap begitu..
Dan, taukah kamu?
Di luaran sana, dari balik kaca ruangan ini, aku mendapati awan tengah menangis. Tak ada satu pun cahaya bintang yang menemani langit hitam untuk melalui malam yang masih panjang ini. Kasihan nasibnya.
Apakah langit yang bersalah sehingga bintang meninggalkannya?
Ataukah bintang yang terlalu kejam membiarkan langit kesepian sampai menangis terisak..
Lalu kontan aku melihat kembali ke diriku..
Apa bedanya denganku? Aku juga tengah sendiri malam ini..
Aku hanya bertemankan komputer tuaku.
Dia tak bisa mengeluarkan suara berarti. Aku hanya akan seperti bocah tolol kalau coba mengajaknya berbicara.Hha. Sungguh tak kalah menyedihan sebenarnya nasibku.
Aku ingin menangis, tapi apalah guna?
If only tears could solve all troubles, I'll do.
Aku bingung ketika menuliskan ini. Pikiranku berlari berputar mencoba menemukan tujuannya tapi tak ketemu. Apa yang ku mau, bahkan ku tak paham. Aku tak mampu merasakan lagi.
Lalu lantunan lagu itu tiba-tiba menyentuh hatiku yang tadi hanya datar.
Dia menyanyikan kisah cintanya yang sama sepertiku
Aku menangis bersama langit malam.
BODOH.
Hha.
Baik aku, kamu, kita semua, Oli yakin kita semua punya hati yang ingin mencinta dan dicinta. Tapi sejujurnya tak cukup siap menghadapi perihnya saat apa yang diharap itu malah berlari jauh menepi dari diri kita.
Aku bahkan tak mengenali mauku lagi ketika aku adalah Oli yang di'jatuh'kan cinta.