Sabtu, 30 April 2011

KONYOL SEKALI MEMIKIRKAN ITU!

Ketika banyak yang bilang kalau "Apa yang kita pikirkan, maka demikianlah yang akan terjadi", maka itu sangat benar kenyataannya.
Aku mengalaminya hari ini, dan itu sangat buruk untuk suasana hatiku saat ini.
Oh, Tuhan..
Konyol sekali aku punya pikiran seperti itu.
Ku pikir aku pasti gagal.
Dan hasilnya?
Benar.
Aku gagal.

Aku dengan profesiku sebagai penyiar radio (announcer)dan yang masih dalam posisi baru, aku masih harus banyak belajar, aku tahu itu.
29 April 2011, untuk satu program radio yang akan aku bawakan, sama sekali aku buta akan topik yang akan dibawa malam tadi. Tak ada bahan sama sekali.
Aku hanya punya satu kata dan bahkan google pun tak mampu menemukannya.
Aku bertanya, tak ada yang paham betul.

Baiklah, aku mulai panik.
Kemudian semakin panik, panik, dan bertambah panik.
Dan kemudian tau apa?
Aku sangat marah dalam hatiku.
Kenapa begini?

well, akhirnya guest yang akan mengisi program yang akan ku bawa, datang.
Ku coba ajak berkenalan, dan ternyata ada yang salah di awal sehingga membuatku bertambah parah dan kelihatan konyol.
Sangat buruk.
Aku dengan bodohnya menangis.
Oh, memalukan!

Alasan kenapa aku menangis?
Oh, jelas saja karena aku takut akan gagal dalam interview kepada guest dalam programku.
Aku akan gagal.
Itu yang aku pikirkan.
Dan benar!
program mulai berjalan.
Opening program, dan masih saja aku melinangkan air mata, menangis (masih dalam keadaan tak baik karena merasa tak mampu, suaraku bahkan (ku rasa)terdengar parau bak induk kodok ketika on air tadi.
Buruk.
Karena aku gagal.
Tepat seperti apa yang aku pikirkan.

Opening yang cukup sukses mungkin, tapi bukan intervieuw yang sukses.
Sangat sulit sekali rasanya bagiku melayangkan pertanyaan pada guest di situ.
Thank to my partner, karena bisa menutupi kegagalanku dengan sangat sempurna sehingga program malam tadi tetap berjalan (sukses)kalau aku bilang.


Sepanjang on air, yang ada di pikiranku hanyalah pikiran bahwa kalau aku tak akan bisa melakukannya.
Dan akhirnya, benar-benar tak ada yang bisa ku lakukan.
Oh, betapa konyolnya!

Ingin sekali rasanya mengutuk diri sendiri karena hal itu.
Seandainya itu bisa memberhasilkanku, maka akan ku lakukan.

Yang aku tahu kini bahwa,
tak ada yang perlu ku takutkan sebenarnya bahkan ketika aku tak tahu.
Karena aku hanya akan tahu ketika aku mencoba untuk tahu.
Rumit kedengarannya.
Tapi begitulah adanya.


Aku sedang dalam proses.
Proses pencapaianku yang sesungguhnya.
Sevi yang dewasa.
Sevi yang pasti bisa.
Itu dia.

Dan sekarang aku perlu tersenyum :)
ku rasa.