Aku pernah merasakan indahnya cinta. Aku merasa bahagia bersama orang yang ku sayangi. Aku merasa beruntung bisa berada di dekatnya. Aku bangga memilikinya. Aku tersenyum setiap kali mengingatnya. Aku bahagia menulis-nulis namanya dan menyatukannya dengan namaku dalam satu bentuk coret-coretan kecil. Aku senang ketika dia menanyakan kabarku, membawakan makanan untukku, memberikanku bunga.
Aku juga senang ketika bercanda tawa dengan dia. Aku merasa nyaman berada di pelukannya, mendengar lagu romantis bersama. Aku senang memimpikannya. Aku merindukannya di kala sendiri. Aku ingin selalu bersamanya dan aku bahagia setiap kali melihat senyumnya. Aku merasa utuh dengan adanya dia di sampingku, menyemangatiku, memanjakanku, merayuku di saat aku marah, mengingatkanku di saat aku salah, dan meminjamkan bahunya di saat aku ingin menangis dan bersandar. Aku bahagia menjalani semua itu. Kenapa? Karena ada cinta antara aku dan dia. Yaa.. Setidaknya di waktu itu :)
Aku tau kau juga ingin merasakan cinta yang sempurna, tapi mengeluhkan kenapa justru patah hati yang diterima?
Aku bahkan sudah berulangkali merasakan sedihnya kehilangan cinta itu. Semua keindahan yang kurasakan, harus kulepaskan dan rasanya sakit luar biasa. Ku pikir pasti akan sangat sulit untuk melupakan semua yang indah bersamanya ketika menjalani cinta itu. Dan ternyata benar. Sangat sulit. Sama seperti yang kupikirkan.
Aku sudah pernah merasakan sakitnya cinta ketika harus melepas sebuah hubungan yang memang sudah melelahkan walaupun aku masih mencintainya. Aku dan dia berpisah dan tak selang beberapa hari, ternyata dia sudah memiliki kekasih baru. Bisa kau bayangkan sakitnya seperti apa?
Aku pernah merasakan sakitnya cinta ketika aku hanya sebagai pelarian seseorang dan di depan mataku aku melihatnya berduaan bersama gadisnya.
Aku pernah merasakan sakitnya cinta ketika aku tak dipercayai, ketika aku tak didukung oleh kekasihku sendiri. Aku pernah merasakan sakitnya cinta yang terobek oleh perang mulut.
Aku juga pernah tersakiti cinta yang tak tulus adanya, tak seindah kedengarannya. Aku tersakiti cinta seseorang yang ternyata masih mencintai kekasihnya terdahulu.
Aku sudah berulang kali terluka ketika mencoba mencintai.
Aku kecewa. Aku tersakiti. Aku menangis. Aku sempat terpuruk. Aku merasa marah. Aku benci. Aku muak. Aku kesal. Aku kasihan pada diriku sendiri. Aku ingin lari tapi belum cukup kuat. Aku ingin melupakan tapi belum bisa. Aku ingin tetap mencintainya tapi aku terluka melakukannya.
Cintaku tak cukup membuatnya mencintaiku.
Aku patah hati.
Tapi aku yakin, pada akhirnya nanti akan ada cinta yang baru yang benar-benar tulus adanya mencintaiku.
Patah hati itu wajar (?)
Mungkin . Eeemm.. Satu hal lagi.. Sekalipun aku tak pernah menyesali pernah menjalani kisah cinta dengan mereka :) Itu tetap jadi bagian terpenting dalam perjalanan cintaku.
(Aksara Karo) i ja kam impalku? Kam tambar malemna