Minggu, 14 November 2010
DIARY OLY yang membingungkan
Namaku adalah Oli.
Aku tengah berada di dalam sebuah ruangan, di mana di dalamnya aku merasakan kenyamanan. Di dalam ruangan berukuran kira-kira 4*5 ini aku sedang duduk manis sambil memandang asyik ke layar komputerku mengikuti setiap huruf yang aku ketikkan lewat keyboard komputerku membentuk kata menjadi untaian kalimat yang membentuk makna.
yaa.. ku harap begitu..
Dan, taukah kamu?
Di luaran sana, dari balik kaca ruangan ini, aku mendapati awan tengah menangis. Tak ada satu pun cahaya bintang yang menemani langit hitam untuk melalui malam yang masih panjang ini. Kasihan nasibnya.
Apakah langit yang bersalah sehingga bintang meninggalkannya?
Ataukah bintang yang terlalu kejam membiarkan langit kesepian sampai menangis terisak..
Lalu kontan aku melihat kembali ke diriku..
Apa bedanya denganku? Aku juga tengah sendiri malam ini..
Aku hanya bertemankan komputer tuaku.
Dia tak bisa mengeluarkan suara berarti. Aku hanya akan seperti bocah tolol kalau coba mengajaknya berbicara.Hha. Sungguh tak kalah menyedihan sebenarnya nasibku.
Aku ingin menangis, tapi apalah guna?
If only tears could solve all troubles, I'll do.
Aku bingung ketika menuliskan ini. Pikiranku berlari berputar mencoba menemukan tujuannya tapi tak ketemu. Apa yang ku mau, bahkan ku tak paham. Aku tak mampu merasakan lagi.
Lalu lantunan lagu itu tiba-tiba menyentuh hatiku yang tadi hanya datar.
Dia menyanyikan kisah cintanya yang sama sepertiku
Aku menangis bersama langit malam.
BODOH.
Hha.
Baik aku, kamu, kita semua, Oli yakin kita semua punya hati yang ingin mencinta dan dicinta. Tapi sejujurnya tak cukup siap menghadapi perihnya saat apa yang diharap itu malah berlari jauh menepi dari diri kita.
Aku bahkan tak mengenali mauku lagi ketika aku adalah Oli yang di'jatuh'kan cinta.
Senin, 30 Agustus 2010
Lalu di luaran sana air hujan menghempas tanah
Berkeras menghalangi bintang datang untuk menemaniku
Aku dalam sepiku cukup manis diwarnai bayanganmu
Ku jatuhkan air mataku mengikuti air hujan
Biarlah ini mengikis sakitnya rindu yang terpendam
Kekasihku, ku panggil engkau sayangku
Biarkan kita tetap anggun menari bersama
Walau hujan tak henti membasahi
Inilah kisah yang kita punya
Taruhlah aku di pundakmu
Kau akan membelaiku
Lalu aku tersenyum mendapati ketulusanmu
Selamanya kita bersama
Cukup yakinkan hatimu, hatiku, hati kita berdua
Jumat, 30 Juli 2010
Tak Tergantikan
RUMAH, tempat di mana orang tuamu membesarkanmu, di situlah tempat paling nyaman untuk tinggal..
I actually feel it.
"Although I can get all of my freedom in the other place,
no one can be like home."
Aku punya orang tua yang luar biasa yang pasti sangat sangat tulus menyayangiku walaupun seringkali mereka tak mampu menunjukkannya kepadaku.
Yaa, aku hanya perlu pahami, bahwa bukanlah pribadi orangtuaku untuk bisa menjadi pribadi yang 'romantis' seperti mauku :)
Di balik diam mereka, aku bisa merasakan bertumpuk-tumpuk kasih sayang yang sangat dalam.
Dan aku juga sangat menyayangi mereka.
Aku juga punya dua orang adik.
Satu adik laki-laki dan satu adik perempuan.
Terkadang mereka menjengkelkanku dan aku terkadang marah dan sangat marah.
Tapi aku juga sangat menyayangi mereka.
Dan aku yakin mereka juga demikian.
Aku punya rumah, yang sebenarnya adalah milik orang tuaku, yaa, rumah di mana aku tinggal dan dibesarkan selama ini.
Sampai aku menginjak usia dewasa (ketika itu usiaku akan 18 tahun),,
aku harus jauh dari rumah..
Tiba saat di mana aku harus mengejar yang bernama sukses, belajar mandiri, jauh dari orang tua juga kedua adikku.
Awalnya terasa menarik,,
merasa seolah sangat punya kebebasan baru ketika jauh dari orang tua.
Tapi ternyata, bukan hal yang cukup mudah bagiku.
Aku selalu merindukan kebersamaan kami.
Rumah kami tak besar tak kecil.
Tapi sangat nyaman dan indah untuk kami tempati bersama.
:)
Kamarku adalah ruang favoritku.
Dan,,
aku kini yang adalah seorang mahasiswa,,
salahkah bila menginginkan tinggal di rumah bersama orang tuaku yang tak 'romantis' dan adik-adikku yang menjengkelkan?
Yaa, andai saja jarak rumah orang tuaku tak sejauh ini dari kampusku,,
pasti menyenangkan.
Di sebuah kota yang butuh waktu sekitar dua jam untuk menjangkau rumah orang tuaku.
Dan sekarang aku tinggal di kota itu untuk kuliah.
Menyenangkan di sana.
Tinggal bersama seorang sepupu yang bersahabat dan seorang abang yang baik hati :)
Aku punya teman-teman yang baru.
Ku temukan juga banyak hal di sana.
Aku semakin tahu bahwa sulit untuk bertahan hidup di sebuah kota.
Aku semakin tahu bahwa ada banyak orang yang bersahabat dan baik hatinya tapi juga banyak yang picik dan sangat egois.
Tapi yang semakin aku tahu juga adalah,,
bahwa tak ada tempat yang paling nyaman selain rumah sendiri, tempat selama ini 'mamak dan bapak-ku' membesarkanku.
Aku merindukan saat di mana aku sedang tak patuh, dan orang tuaku memarahiku, menasehatiku.
Aku merindukan masakan mamak-ku yang sangat enak.
Aku merindukan cara bapak-ku tertawa lucu.
Aku merindukan mereka memanggilku "nak-ku"
Aku merindukan adik-adikku yang terkadang menjengkelkan.
Aku merindukan saat berbagi juga bertengkar bersama mereka.
Aku merindukan mereka memanggilku "Kak Pi"
Aku merindukan ruang favoritku, kamar tidurku yang dilangit-langitnya ku tempeli potongan-potongan kecil serupa bintang.
Sementara, di empat sisi dindingnya penuh dengan tempelan lain (poster Papa JC, Albert Einstein yang menjulurkan lidahnya, Mickey Mouse, gambar Karikatur dan Stilasi hasil karyaku, kumpulan foto-fotoku bersama kawan-kawan, dsb)
Aku merindukan semua itu.
Dan selalu seperti itu.
Aku kuliah dan selalu sangat berbahagia ketika libur datang.
Kenapa?
Aku bisa segera kembali dari kota itu dan pulang ke rumah orang tuaku, rumahku sendiri.
Dan tak pernah ada bosan untuk itu,,
BEGITU TAK TERGANTIKAN.
May be, you will feel the same one with me when you have to live in another place which is far enough from your family and your 'favorite room'
:)
Kamis, 29 Juli 2010
Terapi Semangat :D
Keras kali.
Uh, akibat kurang hati-hati..
Ceka.
Kirain langsung sembuh, eh malah makin sakit..
Nyut nyut dan membiru.
:(
digerakin sakit..
Well,,
actually, I have nothing to be shared today.
I feel like there's something wrong,,
cuma mau bilang,,
jangan berpaling lagi dari yang sudah kau tekadkan. Teruslah berjalan di sana, sampai kau menemukan garis itu, yaitu sesuatu yang benar-banar ingin kau capai.
dan berilah dirimu asupan tenaga terhebat yang ada, yakni doa yang tulus.
Berpengharapanlah :)
Semoga sukses menyambutmu berikut segudang orang yang siap menyemangatimu kala kau ingin mundur.
(Yaa, hanya mencoba menyemangati diri sendiri sebenarnya)
Selasa, 27 Juli 2010
Everybody Has The Right In Making a Choice
EVERYBODY HAS THE RIGHT
IN MAKING A CHOICE
The entire population of human being in this world has a difference in thinking and taking an action. There are good people and the others are brutal. That's why, we commonly find the differential result from the ultimate process done by these two identifying mark.
Where is your position?
You have a whole capacity for selecting which is the best according to your mind.
The good one, always think positive. They are great hard workers. Following the process without any complaint is their priority in facing this life. For the result, they will get the real satisfaction, happiness.
And the bad is only laugh in egoism grip. There will never an everlasting good result got here.
As has been explained above, you can make a discreet choice to be followed.
Then, take your self in the right caracter.
Therefore, the real success will be yours in the future :)
Jumat, 23 Juli 2010
NEEDED A COURAGE TO MAKE SOMETHING CLEAR
I was staying in two choices in the afternoon. I was in front of a white building which is not too large. I made sure my self more and more to walk there and enter it. After thinking too long, I got my bravery and entered the white building.
I actually didn't know how to say what my truly aim turn up there.
Then, I tried to calm down my self and, then it had been done bit by bit.
"Hi, what's matter? You look so young, ha, are you serious that you're studying in university now?"
"Yes, I am. This year will become the 2nd year for me."
"Oh, it sounds good. Let you follow me. Come in."
And,,
finally, I got the solution for the case I was finding out although it wasn't too clear.
But I'd felt better then.
Kamis, 22 Juli 2010
THIS FEELIN' CALLED LOVE
I've felt how great love is since I'm side by side with your heart.
I want to know you closer with my open heart. Everyday, I want to go along with you, then we have a good time together.
LOVE IS IN AND OUT,,
but I hope our love always stay between us for good.
I'll always try to find you out as well as I can till I do know who you are.
I meet you, absolutely not by change. Definitely, God has a great design about it :)
Everyday, I always think of you. No man can change your position in my mind.
Sometimes, I'm like a crazy,, make a smile but actually no joking there. Hhee :D
But that's LOVE..
^_^
I DO LOVE YOU, MY LOVER.
You are the only one who stay not only in my mind but also in my deepest heart.
I feel comfort when I'm hand in hand with you.
I'm really happy when you let me fall back on your shoulder.
I never get boring even if I have to be with you all day long.
I always yearn for your scent.
I long to you every time you pass by my eyes.
Aku sedang sangat merindukan kekasihku ketika aku menuliskan ini.
I MISS YOU SO MUCH, DEAR..
Rabu, 21 Juli 2010
Ketika Kematian Mendekat
"WE ARE ALWAYS FRIGHTENED BY OUR SELF."
Apa yang membuatmu takut?
Dunia ini dihadiahkan untukmu.
Segala isinya kaulah yang memahami, kau yang memegang kendali, tapi sepatutnya kau jaga selalu.
Manusia adalah makhluk yang berakal yang diizinkan menetap di bumi sejauh usianya mampu.
Lalu apa yang terjadi ketika kematian seolah menghampiri perlahan?
Takutkah kau?
Ketika rasanya seperti ada penyakit yang menetap dalam dirimu tapi kau tak tau itu apa.
Dia perlahan seperti menyerangmu, kau tersiksa oleh karenanya.
Bahkan tidurmu saat malam pun tak tenang, santai siangmu pun tak dinyamankan olehnya, oleh sesuatu yang ada dalam dirimu itu.
Yang kau sebut penyakit, tapi kau tak punya nama untuk penyakit itu.
Mengapa tak punya nama?
Karena tak sekali pun kau pernah menghampiri ahli medis untuk menanyakannya.
Kau hanya menerka-nerka ketika merasakannya.
Kalimat bodoh, bukan?
Yaa, sungguh demikian.
Lalu adakah alasan kenapa tak menghampiri ahli medis?
TAKUT.
Kenapa takut?
Takut kalau-kalau nantinya akan muncul diagnosa dari mereka bahwa kau mengidap sesuatu penyakit yang mengharuskanmu menjalani perawatan yang mahal.
Atau lebih buruk lagi, kau takut mendapatkan vonis terburuk dari yang bisa mereka nyatakan.
Yaa, bahwa tak ada lagi harapan hidup untukmu.
Umurmu tak lama lagi.
Kau akan mati.
Ketakutan sudah memenuhi pikiranmu.
Dan ketakutan itu mungkin saja akan membunuhmu.
Menakuti diri sendiri memanglah pekerjaan yang paling mudah dilakukan.
Mengada-ngadakan sesuatu yang sebenarnya hanya ada dalam dunia khayalmu. Lalu membiarkan jantungmu diremas-remas oleh pikiranmu sendiri.
Pada akhirnya apa?
Kau akan dibunuh oleh ketakutanmu sendiri.
Kau mempercayai hasil rancangan pikiran yang buruk atas dirimu sendiri.
Maka hasilnya adalah,,
bukan penyakit yang akan membunuhmu.
Kau bisa sembuh seandainya pun penyakit itu ada, apabila kau memutuskan menjalani sebuah pengobatan. Tapi karena ketakutanmu mencegahmu, maka yaa...
Kematian itu akan semakin mendekat kala kau membiarkan setumpuk perasaan bertemakan takut buah karya pikiran bodohmu menguasaimu.
Berhentilah menakuti diri sendiri.
Selasa, 20 Juli 2010
THIS IS MY FIRST ENTRY
Finally, I can find it.
I'll share all things which can be shared here for all of you, beloved bloggers..
^_^
THIS IS MY FIRST ENTRY
Waahh, menyenangkan akhirnya punya wadah pribadi untuk menulis dan bisa dibaca oleh orang lain. Tak perlu pena dan kertas untuk memulainya.
Saya memang sangat terlambat tiba di blogger ini. Uh.
Tapi daripada tidak sama sekali?
:)
Maka, ah yaa, saya akan mulai sekarang.
Maka perkenalkanlah,,
nama saya SEPFIANY EVALINA GINTING.
tapi cukup panggil saya SEVI.
Saya suka menulis, salah satunya adalah PUISI. Akan tetapi tak terlalu menggeluti puisi yang berbau romantisme cinta anak muda.
Masalah dalam penulisan puisi adalah:
seringkali saya merasa, ah yaa sudahlah, berhenti saja menulis puisi.
Buat apa? Toh, masyarakat kita tak banyak yang cukup tanggap dan merespon baik keberadaan karya sastra berbentuk puisi.
Puisi terkadang dianggap lebai.
Atau mungkin, penggunaan kata dalam puisi terlalu sulit dipahami. Ada kalanya, malah ditemukan ketidaksamaan pengartian antara si pembuat puisi dengan si pembaca.
Yaa, memang tak bisa disalahkan. Itu tergantung cara dan respon balik seseorang menanggapi sebuah karya orang lain. Tapi masalahnya, apa yang hendak disampaikan oleh penulis lewat puisi itu jadi tak tersalurkan dengan baik.
Dan saya juga mengalami kendala yang sama.
Bukan tak pernah ketika saya menuliskan sebuah bait dan menunjukkannya kepada orang lain, malah apa yang saya maksudkan berbeda dengan apa yang dia tangkap.
Apakah mungkin memang saya yang gagal?
Menyedihkan menghadapi kenyataan demikian.
"Ada banyak bentuk tulisan dan semoga saja saya menemukan bentuk tulisan yang tepat untuk dituliskan."Yaa, semoga :)