Sabtu, 26 November 2011
MENSTRUASI
Mari belajar Biologi kelas XII
MENSTRUASI berasal dari bahasa Latin, yaitu Mensis, yang berarti 'bulan'.
Disebut menstruasi karena secara rata-rata menstruasi datang sekali sebulan.
Dan “menstruasi” bulanan ini adalah siklus peristiwa di dalam tubuh yang dikendalikan oleh hormon-hormon.
Haid atau menstruasi atau datang bulan adalah suatu proses fisologis yang dialami oleh setiap wanita normal.
Siklus menstruasi adalah waktu dihitung sejak Hari Pertama Menstruasi (HPM) sampai datang hari pertama menstruasi periode berikutnya. Panjangnya beda-beda antar orang, antara 20 - 35 hari.
Normalnya adalah 28 hari.
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal.
Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu.
Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.
Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah nyeri saat menstruasi (dismenorrhea).
Sama seperti luka pendarahan di kulit yang kita alami pasti kita akan merasakan sakit, apalagi pendarahan tersebut terjadi di dalam rahim, tentunya akan menimbulkan rasa nyeri.
Nyeri saat menstruasi merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-harinya.
Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau menetap. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum menstruasi dan berakhir 24-36 jam setelah menstruasi berhenti.
Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang kemudian dapat menyebar ke punggung atau bagian dalam paha.
Gejala-gejala lain yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, cemas, gelisah, diare, pingsan, dan perut kembung.
Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
Mungkin banyak di antara para wanita yang merasa ingin dimengerti kondisinya, yang sepertinya amat sensitif, ketika mereka memasuki masa pra-menstruasi.
Mereka merasa bahwa PMS adalah penyakit hukum alam yang [pasti] menimpa kaum wanita.
PMS (pra-menstruation syndrome) mereka gambarkan dengan mudah tersinggung, mudah untuk menangis, dan malas untuk berkegiatan.
Para wanita merasa lebih mudah marah, lebih mudah terganggu, dan lebih depresif – sensitif pada fase pra-menstruasi dan fase menstruasi
ketika datang bulan sebaiknya perlu dihindari :
- OLAHRAGA BERAT
Banyaknya pembuluh darah arteri yang terbuka pada saat haid dapat menyebabkan perlukaan. Seorang perempuan yang sedang menstruasi dan melakukan olahraga dikhawatirkan akan mengalami pendarahan berat.
Memang tidak semua olahraga akan menyebabkan hal tersebut, tapi sebaiknya sesuaikan olahraga yang dipilih dengan kondisi tubuh. Perempuan dengan kondisi tertentu bisa jadi akan mengalami perdarahan berat ketika memaksakan diri bersenam aerobik saat haid.
Secara umum, perempuan yang sedang menjalani siklus bulanannya akan merasa lebih lemas, dan beberapa bahkan menderita nyeri perut, mual, pinggang pegal-pegal, pening, bahkan ada yang sampai pingsan.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi porsi olahraga yang cukup berat atau sebaiknya pilih saja olahraga ringan seperti jalan santai.
-TERBELENGGU MITOS
Larangan memotong rambut, menggunting kuku, dan keramas selama haid tidak memiliki penjelasan secara medis. Intinya, bila ada mitos-mitos yang dirasa tidak masuk akal, sebaiknya jangan dituruti.
- BERENANG
Kontak dengan air yang dimaksud di sini di antaranya berenang, menyelam, dan sejenisnya.
Banyak beredar anggapan yang salah, yaitu perempuan yang sedang menstruasi darahnya akan berhenti ketika berada dalam air.
Pendapat ini tidak sepenuhnya tepat.
Selain itu tidak ada yang dapat memastikan apakah air yang digunakan untuk berendam itu steril. Bisa jadi air kolam renang atau air laut mengandung banyak kuman yang dapat menyebabkan infeksi.
Apalagi bila berendam dalam waktu lama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar