Kamis, 30 Juni 2011

Aku Bingung, Tuhan :(


Apakah arti sebuah KELUARGA bagimu?

Wikipedia menyebutkan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Bagiku,,
KELUARGA adalah RUMAH TERBAIK.
Tak ada tempat ternyaman untuk tinggal kecuali dalam rumah terbaik.




Hidup adalah satu proses yang tanpa henti terus dan terus dijalani.

Manusia bertambah usianya, bertambah tua sampai akhirnya nanti akan menemui ajalnya.
Mulai dari bayi, keluarga yang mengasuh kita, sampai kita beranjak ke usia selanjutnya, keluarga masih menjadi sosok pelindung yang luar biasa.
Sampai akhirnya, ada saat di mana harus berjauhan dari keluarga.


Ini sedikit kisahku.

Saat saat SMA tingkat akhir adalah saat dimana aku sangat menginginkan bisa tinggal berjauhan dari keluargaku, hidup menjadi anak kost, supaya apa? supaya bisa bebas tanpa ada yang membatasi ini itu.
Aku kuliah.
Awal yang baik ku jalani sebagai anak kost dengan hidupku yang tetap terkontrol.
Setahun berlalu.
Dua tahun berlalu.

Saat ini aku tengah menjelang memasuki tahun ketigaku sebagai mahasiswa dan sebagai anak kost.
Dan aku sudah bekerja saat ini.
Yaa, aku kuliah sambil bekerja sebagai penyiar/ announcer di salah satu radio di kota Medan.
Ini adalah kabar baik saat seseorang yang seusiaku sudah mampu bekeja dan menambah uang sakunya sendiri.
Ini adalah salah satu tempat belajar yang paling baik.
Ini adalah salah satu bagian pengalaman yang akan sangat hebat untuk diceritakan nantinya.
Ini adalah profesi yangmenakjubkan di tengah statusku sebagai mahasiswa.
Intinya, ini ANUGERAH.

Tapi di sisi lain, aku bahkan tak berani menyebutnya sebagai kabar baik,
menyatakan bahwa diriku sudah bekerja.
Aku menyukai pekerjaanku.
Aku mencintainya.
Tapi satu hal yang ku benci adalah,,
aku tak menemukan celah untuk pulang di dalamnya.
Dalam arti, salah satu hal yang tersulit dari bekerja di media adalah, tak mengenal hari libur. Dengan demikian, otomatis hari libur kampus sekalipun, hari merah nasional sekalipun, akan tetap menjadi hari kerja untukku.
Aku tak akan menmepermasalahkan itu kalau aku tinggal bersama keluargaku.
Yang menjadi soal adalah, karena aku hanyalah anak kost yang masih sangat ingin sekali punya waktu berkumpul bersama keluargaku, di rumahku, tapi aku tak mendapatinya.


Aku tahu mungkin aku yang belum cukup dewasa menghadapi ketidaknyamanan ini.
Berulangkali aku bertanya: "Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Aku sungguh mencintai pekerjaan ini sebagai bagian dari hobiku, tapi berat rasanya harus tak punya waktu berkumpul bersama keluarga di usia labilku seperti ini"


Tanggal 29 Jui 2011
Pukul 09.51 WIB
Mamakku menghubungiku.
Menanyakan keadaanku.
Aku menjawab seadanya.

"...."
"...."
.............
"udah makan kau?"
"belum, mak e"
"kenapa belum"
"nggak ada uang", jawabku spontan
kontan mamakku langsung merepet, "udah! Kalau nggak ada uang ngapain ditahankan di situ? Pulang ke Kabanjahe! jangan pulak nggak makan jadinya, penyakit nanti datang! Berhenti aja kerja udah kalau gitu!"
dan aku pun menangis.
menangis dan menangis.

Aku menangis karena aku sangat dan semakin merindukan rumah bersama orang tua dan dua orang adikku. Aku merindukan posisiku sebagai anak di dalam rumah. Ku pikir, belum saatnya aku bekerja sekarang, mengorbankan waktuku habis tak ada untuk berkumpul bersama keluargaku.

Ini adalah hari libur kampus, dengan lama hampir tiga bulan. Harusnya aku sudah berada bersama rumahku dan menjalankan kewajibanku sebagai anak di rumah dan menerima hakku sebagai anak yakni mendapat perhatian dan kasih sayang langsung. Tapi? Tak bisa. Karena tak ada hari libur.

Aku merindukan waktu libur bersama keluargaku, rumahku, Tuhan.
Maafkan aku yang belum cukup dewasa menghadapi hidup..
Tapi aku bingung, Tuhan.
Sungguh.


Bukan akau tak mensyukuri kado yang Engkau hadiahkan untukku, Bapa.. Pekerjaanku yang sekarang sangat menakjubkan, aku sangat mencintainya..
Tapi, apakah aku salah ketika merindukan bisa berkumpul bersama orangtua dan adik-adikku?

2 komentar:

  1. I read your Blog as study for my Indonesian readingskills. It is a very good excersise! Thx for your openhearted story and the oportunity to study my Indonesian by your writing!

    BalasHapus
  2. thanks a lot for visiting my blog.
    This is still the beginning.
    But I hope that someday, my story can be read by many people..
    :)

    BalasHapus