Sabtu, 26 November 2011
MENSTRUASI
Mari belajar Biologi kelas XII
MENSTRUASI berasal dari bahasa Latin, yaitu Mensis, yang berarti 'bulan'.
Disebut menstruasi karena secara rata-rata menstruasi datang sekali sebulan.
Dan “menstruasi” bulanan ini adalah siklus peristiwa di dalam tubuh yang dikendalikan oleh hormon-hormon.
Haid atau menstruasi atau datang bulan adalah suatu proses fisologis yang dialami oleh setiap wanita normal.
Siklus menstruasi adalah waktu dihitung sejak Hari Pertama Menstruasi (HPM) sampai datang hari pertama menstruasi periode berikutnya. Panjangnya beda-beda antar orang, antara 20 - 35 hari.
Normalnya adalah 28 hari.
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal.
Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu.
Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.
Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah nyeri saat menstruasi (dismenorrhea).
Sama seperti luka pendarahan di kulit yang kita alami pasti kita akan merasakan sakit, apalagi pendarahan tersebut terjadi di dalam rahim, tentunya akan menimbulkan rasa nyeri.
Nyeri saat menstruasi merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-harinya.
Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau menetap. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum menstruasi dan berakhir 24-36 jam setelah menstruasi berhenti.
Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang kemudian dapat menyebar ke punggung atau bagian dalam paha.
Gejala-gejala lain yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, cemas, gelisah, diare, pingsan, dan perut kembung.
Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
Mungkin banyak di antara para wanita yang merasa ingin dimengerti kondisinya, yang sepertinya amat sensitif, ketika mereka memasuki masa pra-menstruasi.
Mereka merasa bahwa PMS adalah penyakit hukum alam yang [pasti] menimpa kaum wanita.
PMS (pra-menstruation syndrome) mereka gambarkan dengan mudah tersinggung, mudah untuk menangis, dan malas untuk berkegiatan.
Para wanita merasa lebih mudah marah, lebih mudah terganggu, dan lebih depresif – sensitif pada fase pra-menstruasi dan fase menstruasi
ketika datang bulan sebaiknya perlu dihindari :
- OLAHRAGA BERAT
Banyaknya pembuluh darah arteri yang terbuka pada saat haid dapat menyebabkan perlukaan. Seorang perempuan yang sedang menstruasi dan melakukan olahraga dikhawatirkan akan mengalami pendarahan berat.
Memang tidak semua olahraga akan menyebabkan hal tersebut, tapi sebaiknya sesuaikan olahraga yang dipilih dengan kondisi tubuh. Perempuan dengan kondisi tertentu bisa jadi akan mengalami perdarahan berat ketika memaksakan diri bersenam aerobik saat haid.
Secara umum, perempuan yang sedang menjalani siklus bulanannya akan merasa lebih lemas, dan beberapa bahkan menderita nyeri perut, mual, pinggang pegal-pegal, pening, bahkan ada yang sampai pingsan.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi porsi olahraga yang cukup berat atau sebaiknya pilih saja olahraga ringan seperti jalan santai.
-TERBELENGGU MITOS
Larangan memotong rambut, menggunting kuku, dan keramas selama haid tidak memiliki penjelasan secara medis. Intinya, bila ada mitos-mitos yang dirasa tidak masuk akal, sebaiknya jangan dituruti.
- BERENANG
Kontak dengan air yang dimaksud di sini di antaranya berenang, menyelam, dan sejenisnya.
Banyak beredar anggapan yang salah, yaitu perempuan yang sedang menstruasi darahnya akan berhenti ketika berada dalam air.
Pendapat ini tidak sepenuhnya tepat.
Selain itu tidak ada yang dapat memastikan apakah air yang digunakan untuk berendam itu steril. Bisa jadi air kolam renang atau air laut mengandung banyak kuman yang dapat menyebabkan infeksi.
Apalagi bila berendam dalam waktu lama.
Minggu, 06 November 2011
INISIASI SEBAGAI TRADISI TAHUNAN IMAJINASI
Di hari Jumat siang itu, para mahasiswa baru Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU tahun 2011, ikut meramaikan lingkungan FISIP dengan sandal berwarna daun di kaki mereka. Warna itu kian menambah segar suasana FISIP USU ditambah lagi dengan wajah-wajah segar para mahasiswa baru yang berceloteh ria memperdengarkan tawanya.
Tepat pada hari Jumat, 21-23 Oktober 2011 kemarin, Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU menyelenggarakan kegiatan tahunan Ikatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (IMAJINASI), sebagai acara untuk menyambut mahasiswa baru, yakni inisiasi, inagurasi yang diperuntukkan untuk mahasiswa baru komunikasi yang kali ini mengambil lokasi di Tongging. Berbeda dengan inisiasi sebelumnya, selama dua tahun berturut-turut diadakan di Parapat. Susunan kepanitiaan pada inisiasi 2011 ini dipegang oleh dua stambuk, dimana mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2009 sebagai panitia inti dan stambuk 2010 menjadi panitia bayangan. Kedua stambuk ini secara kompak dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan inisiasi selama kurang lebih empat bulan.
Tema kegiatan inisiasi tahun ini adalah “communicable”. Adapun filosofis dibalik tema ini adalah mengibaratkan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU bak kabel yang panjang dan tak terputus sama sekali. Kabel panjang itulah yang kemudian menjadi sarana penghubung antar-stambuk agar bisa saling mengenal dan saling kompak dalam setiap kegiatan akademik maupun non akademik kampus.
Suatu kegiatan tidaklah penting untuk dilakukan kalau tak bisa mendatangkan manfaat yang baik pula. Adapun beberapa manfaat yang bisa didapat dari kegiatan ini, diantaranya adalah terciptanya kader-kader mahasiswa baru Ilmu Komunikasi yang mampu beraktualisasi diri dalam mewarnai kehidupan kampus, terciptanya kader-kader mahasiswa baru Ilmu Komunikasi yang sanggup menjalankan peran sebagai agent of change, agent of reform, dan agent of social control, dan yang tak kalah penting dan menarik adalah kegiatan yang akan disebutkan dalam kalimat terakhir ini, salah satu bentuk kegiatan baru dalam inisiasi yang belum pernah ada pada tahun-tahun sebelumnya, yakni melestarikan alam Indonesia melalui penanaman seribu pohon.
Sesuai dengan susunan kegiatan acara yang sudah dijadwalkan oleh panitia, pada pukul 15.00, rombongan peserta dan panitia berangkat menuju Tongging. Selama tiga hari dua malam, para mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU akan mendapatkan tiga hari yang sangat mengesankan di Tongging yang sejuk dan berpanorama indah, tepatnya bertempat di Tongging Beach Hotel, Jalan Souk-Souk Tongging.
Selama tiga hari di Tongging, ada banyak sekali kegiatan yang dilakukan, mulai dari opening ceremony, re-checking peserta, pembagian kamar dan pengarahan dari panitia, night adventure, diklat jurnalistik dan humas, nonton film, hunting foto, pameran foto, acara dari Steering Committee (SC), penampilan kelompok dan malam api unggun, games dan olahraga, diskusi dan kegiatan rohani, kegiatan Save Our Nature (penanaman seribu pohon), pelantikan anggota muda Imajinasi angkatan 2011, sampai akhirnya tiba pada closing ceremony dan kembali re-checking peserta.
Ketika ingin memasuki suatu organisasi yang baik, maka seseorang harus memasukinya dengan cara yang baik pula. Panitia inisiasi tahun ini, yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2009 selaku panitia inti dan angkatan 2010 selaku panitia bayangan, bersama-sama dengan para Steering Commitee (SC), sepakat untuk membuat suatu pelantikan dengan nuansa yang baru yang belum ada pada tahun-tahun sebelumnya, yakni pelantikan anggota muda Imajinasi angkatan 2011 menjadi anggota biasa Imajinasi melalui upacara singkat yang dibuka dengan kata sambutan dari ketua inisiasi selaku pembina upacara, penciuman Bendera Merah-Putih oleh peserta, sambil diiringi dengan lagu “Syukur” oleh barisan panitia, dan ditutup dengan penyematan nama sebagai simbolik bahwa para peserta inisiasi sudah sah dinyatakan sebagai anggota muda Imajinasi angkatan 2011.
Suatu kegiatan acara dikatakan sukses, tentu saja apabila ada yang mengapresiasinya. Seusai pelantikan anggota muda Imajinasi angkatan 2011 menjadi anggota biasa Imajinasi, para panitia seolah mendapatkan sesuatu yang sangat berharga sebagai upah dari hasil kerja kerasnya selama berbulan-bulan demi mempersiapkan seluruh rangkaian kegiatan inisiasi ini. Bagaimana tidak? Para peserta berhamburan mendatangi panitia, sebagian menjabat tangan panitia, sebagian lagi merangkul panitia, sambil berkata dengan tersenyum,
“Makasi ya, kak, untuk inisiasinya. Kami tau perjuangan kalian besar kali untuk buat inisiasi yang terbaik untuk kami adek-adek kalian, kak.”
Sabtu, 10 September 2011
20 TAHUNKU
09 September 1991-09 September 2011
Sudah sekian banyak yang ku lalui sampai akhirnya aku memasuki usiaku yang ke 20 tahun saat ini.
Sungguh baik Engkau, ya Tuhan karena aku punya banyak sekali orang-orang yang mengasihiku dengan tulus. Aku punya kehidupan yang layak sampai saat ini. Terima kasih, Tuhan untuk orang tua yang hebat yang Engkau anugerahkan untuk membimbingku. Terima kasih untuk dua orang adik yang selalu di sampingku. Terima kasih untuk sahabat-sahabat(aneh:P)baik yang ku punya. Terima kasih untuk lingkungan yang Engkau sediakan bagiku untuk tinggal dan berkawan. Terima kasih untuk rezeki yang selalu Engkau limpahkan bagiku dengan cara yang tak ku duga sama sekali. Terimakasih, Tuhan untuk setiap orang-orang baik yang Engkau kenalkan kepadaku dengan cara-Mu. Terima kasih untuk segala yang telah ku lalui sepanjang usiaku, Bapa.
Baiklah.
Aku bukan orang yang cukup pintar dalam segala hal. Banyak sekali yang aku sesungguhnya aku tak mampu lakukan sendiri tanpa disokong oleh orang-orang hebat di belakangku.
Ku rasa keahlianku hanya merangkai kata-kata menjadi sebuah tulisan, seperti yang sedang ku lakukan saat ini.
Dan barangkali, siapa pun bisa melakukan hal seperti ini, termasuk kamu yang sedang membaca tulisan ini.
Seringkali aku merasa minder dengan apa yang ku punya.
Tahukah kamu?
Aku punya tahi lalat tepat di bagian tengah keningku. Karena hal itu, bukan sedikit orang yang sekedar berkata bahkan "mengataiku" orang india, bla, bla, bla..
Sejujurnya, dulu aku sempat malu. Aku marah, kenapa harus ada yang mengejekku karena tahi lalat kecil itu.
Tapi sekarang, aku bahkan merasa beruntung memilikinya. Setidaknya aku punya sesuatu yang orang lain dan kamu tak miliki sebagai tanda pengenal diri. Hahaha:D
Katanya, hidup itu sulit.
Satu hal yang paling sulit adalah ketika harus menjadi dewasa. Akan banyak sekali yang menjadi tanggung jawab yang dituntut dari diri kita.
Dan aku memang harus mangakui, diriku sebenarnya belum manjadi pribadi yang dewasa. Tapi bukan lantas bangga karena hal itu.
Maka itulah, selain aku berharap bisa bertambah tinggi (*semua mengataiku kocik) yaah, aku harap usia ke-20 ini bisa membawaku lebih dewasa.
Pernah aku merasa sendiri..
Ketika aku harus tinggal sendirian di kota perantauanku untuk melanjutkan tanggung jawabku, yakni kuliah, dan aku tak bersama orang tua dan adik-adikku.
Ketika teman-teman yang selalu bersamaku saat bangku sekolah, mulai sibuk dengan kuliahnya masing-masing.
Ketika teman-teman baru yang ku temui di lingkungan kuliah lebih memilih pulang ke rumahnya daripada mengobrol denganku di sore hari.
Pernah aku merasa sendiri..
Ketika hatiku baru saja terluka karena cinta yang harus usai.
Dan pernah aku merasa sendiri, merasa seolah Tuhan meninggalkanku karena tak menjawab satu pun doaku.
Tapi,
itu hanya bagian dari emosi yang ku rasa.
Aku tak pernah sendiri seutuhnya.
Selalu ada yang menemaniku.
Dan Tuhan selalu punya jawaban untuk doaku, hanya saja seringkali aku tak mengenali jawaban yang Dia berikan.
Di tengah banyak sekali kekurangan yang ku miliki, Tuhan punya jalan-Nya menurunkan hujan berkat yang tak terduga olehku.
Aku hanya orang yang biasa-biasa saja, tapi banyak hal yang luar biasa yang bisa ku cicipi bukan karena kehebatanku, tapi karena anugerah dari Tuhan.
Dan yang pasti, hujan berkat itu juga ada untukmu, untuk kita semua.
Selamat ulang tahun, Sevi..
Kamis, 25 Agustus 2011
Berbicara Sedikit Tentangku
Sudah lama tak memainkan kata-kata.
Maka baiklah, kita mulai saja.
---------
Nama lengkapku SEPFIANY EVALINA BR. GINTING, cukup panggil aku SEVI.
Tapi memang dasar kawan-kawan, ada-ada saja caranya memanggilku.
'Sev, Phi, Cepot, Pipiyot, Piyot, Sepot, Kocik, Kancil, Marmut, Seping, Kuping, Sese, daaannnn banyak lagii..'
Sevi Caroly adalah nama yang kupakai dalam profesiku sebagai announcer.
HehehEC^
tak apalah..
yang terpenting mereka bahagia,
aku bahagia melihat kawanku bahagia.
(Pepatah lama)
;)
dan,,
aku adalah anak sulung dari tiga bersaudara.
Punya dua orang adik, Yahya Fransiscus Ginting dan Lilis Mikanda br. Ginting, yang setiap kali aku bertemu dengan mereka, maka terjadilah perang dunia ke-3 yang mengerikan.
Tapi saat harus jauh, maka rasa rindu pun mulai gencar menyerang.
Kalau orang karo bilang,,
"Uga pe la tengteng"
(Kekmana pun nggak pas)
- TK. Ora Et Labora Kabanjahe
- SD. Sint Yoseph Kabanjahe
- SMP Negeri 1 Kabanjahe
- SMA Negeri 1 Kabanjahe.
Itulah deretan tempatku mencari ilmu, yang kini sukses mengantarku ke perguruan tinggi,
Dep. Ilmu Komunikasi, FISIP, USU.
Kampus abu-abu yang sekarang sedang membenahi pikiranku dengan deretan mata kuliahnya yang terkadang begitu mempesona tapi terkadang juga begitu memuakkan terdengar.
Aku punya cita-cita tentunya.
Tak ingin kubagi di sini, biar ku simpan sendiri dulu.
Aku cenderung suka warna-warna gelap.
Hitam, ungu, merah hati, abu-abu.
Tenang, tak menyakitkan mata.
Tapi bukan berarti akau tak suka dengan warna putih dan teman-temannya.
Dari sepuluh angka yang ada, ntah kenapa angka tujuh (7)-lah yang paling tak ku suka.
:D
Aku bisa menjadi pribadi yang sangat pendiam tapi juga bisa menjadi sangat ribut.
Aku bisa menjadi pribadi yang sangat royal tapi juga bisa menjadi sangat pelit.
Aku bisa menjadi pribadi yang sangat penurut tapi juga bisa menjadi sangat pemberontak.
Dan aku tak suka dikekang.
Berbicara soal makanan,,
Aku paling suka dengan makanan pedas, berlumur cabe.
Semakin dia pedas, semakin dia nikmat rasanya :D
Masalah apakan nanti sakit perut, urusan belakang.
Yang terpenting rasa.
Paling suka masakan mamakku, apa pun alasannya.
Walau lebih mahal, MASAKAN MAMAK nomor satu.
:)
Paling suka sayur daun ubi tumbuk, juga bayam.
Paling nggak suka kangkung.
Paling suka kentang goreng apalagi disambal.
Tapi paling nggak suka kalau kentang disayur.
Suka makan otak ayam.
Sangat suka mie (mie goreng, mie ayam, mie bakso) walaupun sudah DILARANG.
Sangat suka tahu.
Sangat suka merica (cukup aneh memang) :D
Sangat suka makan kerang rebus.
Paling suka jeruk.
Aku suka asam tak terlalu suka manis.
Sangat suka lengkeng :)
Paling suka sama jus kuini, bandrek.
Pelajaran yang paling ku suka sepanjang aku SMP-SMA adalah Matematika dan Bahasa Inggris.
Tapi sekarang?
Keduanya nyaris terlupakan olehku.
Bahkan menjadi bencana bagiku.
Dan inilah yang ingin ku kejar kembali.
:)
Aku mau belajar banyak lagi tentang keduanya ini.
Dan ini HARUS masuk dalam AGENDA WAJIBku.
Lebih mengenalnya lagi seperti dulu aku mau mengenalnya sangat dalam.
Yang paling ku benci adalah Fisika.
Salah satu alasan kenapa aku meninggalkan IPA.
Aku adalah seorang yang bisa tidur di mana saja..
:D
Aku paling suka anjing.
Dan nama yang paling ku suka untuk anjingku adalah PENKO.
Paling tak suka kucing.
Dan tak suka semut, terutama semut api.
Dan sangat jijik dengan binatang berlendir, seperti cacing, siput.
Paling takut sama ular.
Suka dengan film horor tapi sangat menghindari film horor yang hantunya pocong.
Aku adalah seseorang yang tak bisa lepas dari CERMIN.
Setengah nyawaku ada dalam cermin :D
Lebih baik tak bersisir seharian daripada tak berkaca sejam saja.
Aku paling suka bintang.
Terang.
Kelap-kelipnya.
Putih terang bertabur di atas hitam kelam, berhasil memberi nuansa cantik.
Aku mau seperti bintang.
Memberi sinar bagi tempatnya tinggal, langit malam yang hitam.
Aku mau menjadi sinar yang berarti bagi sekelilingku.
Lalu mereka berbahagia melihatku, seperti aku yang merasakan bahagia tiap kali bintang muncul.
Aku benci bila harus membenci orang lain.
Tapi aku menyimpan marah pada orang yang sudah berulangkali membuatku sakit hati.
Aku tak terlalu suka keramaian.
Ketika ada masalah hal yang paling kubutuhkan adalah,,
jika harus menangis, aku mau ada satu pundak tempat sandaranku.
Dia mengusap punggungku, kepalaku, tanpa dia perlu banyak bertanya.
Karena ketika itu, yang paling kubutuhkan hanyalah DIDENGARKAN bukan SEGUDANG NASEHAT.
Barulah ketika pikiranku tenang dan pulih, isilah aku dengan nasehatmu.
Ketika ada masalah, aku perlu waktu menyendiri.
Aku terkadang sangat ambisius.
tapi seringkali jatuh terpelanting dan kesulitan untuk bangkit.
Maka aku membutuhkan "HUJAN SEMANGAT" dari orang-orang di sekelilingku untuk memulihkanku.
Aku punya impian dan terkadang impian itu menggilakanku.
Aku punya impian hanya saja usahaku kian hari kian berkurang untuk mencapainya.
Aku punya impian untuk bangkit kembali.
Harus bisa menjadikannya bukan hanya mimpi kosong, bualan semata.
Yaa, suatu hari nanti.
Suatu hari nanti,
aku masih tetap SEPFIANY EVALINA br. GINTING.
Tapi HARUS-lah menjadi "Bintang Yang Memberi Sinar Kebahagiaan."
^_^
by Sevi Caroly on Friday, June 25, 2010 at 1:24pm
via facebook
Maka baiklah, kita mulai saja.
---------
Nama lengkapku SEPFIANY EVALINA BR. GINTING, cukup panggil aku SEVI.
Tapi memang dasar kawan-kawan, ada-ada saja caranya memanggilku.
'Sev, Phi, Cepot, Pipiyot, Piyot, Sepot, Kocik, Kancil, Marmut, Seping, Kuping, Sese, daaannnn banyak lagii..'
Sevi Caroly adalah nama yang kupakai dalam profesiku sebagai announcer.
HehehEC^
tak apalah..
yang terpenting mereka bahagia,
aku bahagia melihat kawanku bahagia.
(Pepatah lama)
;)
dan,,
aku adalah anak sulung dari tiga bersaudara.
Punya dua orang adik, Yahya Fransiscus Ginting dan Lilis Mikanda br. Ginting, yang setiap kali aku bertemu dengan mereka, maka terjadilah perang dunia ke-3 yang mengerikan.
Tapi saat harus jauh, maka rasa rindu pun mulai gencar menyerang.
Kalau orang karo bilang,,
"Uga pe la tengteng"
(Kekmana pun nggak pas)
- TK. Ora Et Labora Kabanjahe
- SD. Sint Yoseph Kabanjahe
- SMP Negeri 1 Kabanjahe
- SMA Negeri 1 Kabanjahe.
Itulah deretan tempatku mencari ilmu, yang kini sukses mengantarku ke perguruan tinggi,
Dep. Ilmu Komunikasi, FISIP, USU.
Kampus abu-abu yang sekarang sedang membenahi pikiranku dengan deretan mata kuliahnya yang terkadang begitu mempesona tapi terkadang juga begitu memuakkan terdengar.
Aku punya cita-cita tentunya.
Tak ingin kubagi di sini, biar ku simpan sendiri dulu.
Aku cenderung suka warna-warna gelap.
Hitam, ungu, merah hati, abu-abu.
Tenang, tak menyakitkan mata.
Tapi bukan berarti akau tak suka dengan warna putih dan teman-temannya.
Dari sepuluh angka yang ada, ntah kenapa angka tujuh (7)-lah yang paling tak ku suka.
:D
Aku bisa menjadi pribadi yang sangat pendiam tapi juga bisa menjadi sangat ribut.
Aku bisa menjadi pribadi yang sangat royal tapi juga bisa menjadi sangat pelit.
Aku bisa menjadi pribadi yang sangat penurut tapi juga bisa menjadi sangat pemberontak.
Dan aku tak suka dikekang.
Berbicara soal makanan,,
Aku paling suka dengan makanan pedas, berlumur cabe.
Semakin dia pedas, semakin dia nikmat rasanya :D
Masalah apakan nanti sakit perut, urusan belakang.
Yang terpenting rasa.
Paling suka masakan mamakku, apa pun alasannya.
Walau lebih mahal, MASAKAN MAMAK nomor satu.
:)
Paling suka sayur daun ubi tumbuk, juga bayam.
Paling nggak suka kangkung.
Paling suka kentang goreng apalagi disambal.
Tapi paling nggak suka kalau kentang disayur.
Suka makan otak ayam.
Sangat suka mie (mie goreng, mie ayam, mie bakso) walaupun sudah DILARANG.
Sangat suka tahu.
Sangat suka merica (cukup aneh memang) :D
Sangat suka makan kerang rebus.
Paling suka jeruk.
Aku suka asam tak terlalu suka manis.
Sangat suka lengkeng :)
Paling suka sama jus kuini, bandrek.
Pelajaran yang paling ku suka sepanjang aku SMP-SMA adalah Matematika dan Bahasa Inggris.
Tapi sekarang?
Keduanya nyaris terlupakan olehku.
Bahkan menjadi bencana bagiku.
Dan inilah yang ingin ku kejar kembali.
:)
Aku mau belajar banyak lagi tentang keduanya ini.
Dan ini HARUS masuk dalam AGENDA WAJIBku.
Lebih mengenalnya lagi seperti dulu aku mau mengenalnya sangat dalam.
Yang paling ku benci adalah Fisika.
Salah satu alasan kenapa aku meninggalkan IPA.
Aku adalah seorang yang bisa tidur di mana saja..
:D
Aku paling suka anjing.
Dan nama yang paling ku suka untuk anjingku adalah PENKO.
Paling tak suka kucing.
Dan tak suka semut, terutama semut api.
Dan sangat jijik dengan binatang berlendir, seperti cacing, siput.
Paling takut sama ular.
Suka dengan film horor tapi sangat menghindari film horor yang hantunya pocong.
Aku adalah seseorang yang tak bisa lepas dari CERMIN.
Setengah nyawaku ada dalam cermin :D
Lebih baik tak bersisir seharian daripada tak berkaca sejam saja.
Aku paling suka bintang.
Terang.
Kelap-kelipnya.
Putih terang bertabur di atas hitam kelam, berhasil memberi nuansa cantik.
Aku mau seperti bintang.
Memberi sinar bagi tempatnya tinggal, langit malam yang hitam.
Aku mau menjadi sinar yang berarti bagi sekelilingku.
Lalu mereka berbahagia melihatku, seperti aku yang merasakan bahagia tiap kali bintang muncul.
Aku benci bila harus membenci orang lain.
Tapi aku menyimpan marah pada orang yang sudah berulangkali membuatku sakit hati.
Aku tak terlalu suka keramaian.
Ketika ada masalah hal yang paling kubutuhkan adalah,,
jika harus menangis, aku mau ada satu pundak tempat sandaranku.
Dia mengusap punggungku, kepalaku, tanpa dia perlu banyak bertanya.
Karena ketika itu, yang paling kubutuhkan hanyalah DIDENGARKAN bukan SEGUDANG NASEHAT.
Barulah ketika pikiranku tenang dan pulih, isilah aku dengan nasehatmu.
Ketika ada masalah, aku perlu waktu menyendiri.
Aku terkadang sangat ambisius.
tapi seringkali jatuh terpelanting dan kesulitan untuk bangkit.
Maka aku membutuhkan "HUJAN SEMANGAT" dari orang-orang di sekelilingku untuk memulihkanku.
Aku punya impian dan terkadang impian itu menggilakanku.
Aku punya impian hanya saja usahaku kian hari kian berkurang untuk mencapainya.
Aku punya impian untuk bangkit kembali.
Harus bisa menjadikannya bukan hanya mimpi kosong, bualan semata.
Yaa, suatu hari nanti.
Suatu hari nanti,
aku masih tetap SEPFIANY EVALINA br. GINTING.
Tapi HARUS-lah menjadi "Bintang Yang Memberi Sinar Kebahagiaan."
^_^
by Sevi Caroly on Friday, June 25, 2010 at 1:24pm
via facebook
Senin, 08 Agustus 2011
ALKISAH SEORANG PUTERI
Puisi-puisi dalam Angkatan Pujangga Baru punya kecenderungan untuk memainkan kata dengan bunyi dan iramanya tanpa peduli dengan kedalaman maknanya. Chairil Anwar sebagai salah satu sastrawan dalam Angkatan 45 kemudian menunjukkan hasil karyanya dengan bentuk-bentuk puisi yang bermain dalam kata dan bunyinya (sajak) tanpa harus kehilangan makna yang dalam dari puisinya.
Aku??
Aku menulis puisiku, tanpa aku memperhatikan keserasian bunyi, yang kupikirkan hanyalah seberapa dalam makna yang bisa kulukiskan dari rangkaian kata-kata sastraku. Apakah aku menyalahi aturan penulisan puisi?
Hampir dua tahun yang lalu...
Aku mulai menulis “Alkisah Seorang Puteri”. Aku begitu bersemangatnya, aku ingin menjadikannya satu karya yang bernilai. Puisi terpanjang.
Suatu waktu di bulan ke-12 di tahun 2009, aku seperti tertampar karena merasa akan kehilangan puisiku yang sudah ku ketik di laptop milikku sebanyak 2000-an kata. Laptopku bermasalah dan saat akan diperbaiki, dia mengatakan aku akan kehilangan seluruh data di dalamnya, termasuk puisiku. Apa?!
Aku menangis. Aku marah pada setiap orang yang tak bisa mengerti betapa sedihnya aku di waktu itu. Sepanjang hari, dalam waktu yang cukup lama, aku hanya menangis, menunggu laptopku pulih kembali dan terus berharap sambil berdoa, seluruh data yang ada di dalamnya terselamatkan, minimal puisiku “Alkisah Seorang Puteri (ASP)”
Aku bercerita betapa sedihnya aku ke beberapa orang. Baiklah, aku akan menyebutkan nama mereka satu per satu. Stella, Eka, Anez, Tifany, Tika, Firman, Linda, Natasia, Tabita, Emma, Tista, Iche, Inri, Vina. Aku ingat betapa aku menangis ketika aku mengetikkan kata-kata dan menekan tombol enter kepada Anez tentang bagaimana aku kehilangan puisiku. Aku ingat bagaimana aku menangis di dalam mobil saat berbicara dari handphone dengan Stella tentang puisiku dan laptopku yang rusak. Aku juga ingat bagaimana aku tak bisa menahan air mataku saat Kak Natasia, Kak Tabita, Kak Emma, dan Bang Dana berkunjung ke rumahku di waktu tahun baru 2010 dan menanyakan tentang ASP-ku. Aku ingat semua itu, aku ingat semua kesedihanku yang sangat dalam saat aku merasa akan kehilangan apa yang sudah aku ketikkan dalam laptopku. Dan aku berterima kasih untuk semua kata penyemangat yang aku dapatkan dari Tista, Tika, dan semuanya. Dan terutama, terimakasih, Tuhan, karena laptopku pulih setelah beberapa minggu menunggu, tanpa aku harus kehilangan data-data yang ada di dalamnya. Artinya, puisiku, Alkisah Seorang Puteri (ASP)-ku selamat. Aku tidak benar-benar kehilangannya.
Tentu saja aku sangat bahagia. Aku kemudian melanjutkan penulisannya. Apa yang ku tulis di dalamnya adalah barisan kata-kata yang ku rangkai sedemikian rupa untuk menggambarkan cinta, benci, sakit, suka, keluarga, sahabat, tentang sebuah perjalanan kehidupan yang ku kisahkan lewat diri seorang puteri.
Aku memainkan kata-kata. Aku mencoba ikut merasakan apa yang sedang ku tuliskan.
Aku sempat berhenti menulisnya, sehari, seminggu, sebulan, dua bulan, enam bulan, dan akhirnya lebih setahun berlalu, aku seolah meninggalkan ASP-ku. Ketika aku merasa bersalah karena telah membohongi diriku sendiri, membohongi orang-orang yang selalu menyemangatiku, ku bilang aku akan segera dan pasti menyelesaikannya, tapi kenyataanya?
Ketika aku masih sangat bersemangat menulisnya, ketika aku masih merasa bahwa ASP itu adalah bagian dari hidupku, napasku, nyawaku (mungkin kelihatannya sedikit berlebihan, tapi memang ‘sempat’ benar-benar demikian), aku berjanji akan menyelesaikannya dan baru akan berhenti ketika sudah mencapai panjang maksimal yang ku impikan. Aku ingin memecahkan rekor MURI. (Berlebihan lagi-kah? Ku rasa juga begitu. Mimpi!)
Aku putus asa. Aku mulai tak yakin dengan apa yang aku kerjakan. Omong kosong ketika aku mengharapkan bahwa suatu hari, ASP-ku akan berada dalam jajaran rak buku yang akan dihampiri orang lain kemudian membelinya. Hai, dunia... Katakan kepadaku, siapakah zaman sekarang ini yang MENYUKAI PUISI sebagai bahan bacaannya? TAK ADA!
Sesungguhnya aku malu. Aku malu pada banyak orang karena aku tak mampu memenuhi janjiku akan menyelesaikannya. Tapi aku tak sanggup lagi menguntai kata-kataku. Aku kehabisan kata. Sudah ku coba lagi untuk mengerjakannya dalam beberapa waktu terakhir ini setelah sempat meninggalkannya selama lebih setahun berlalu. Akan tetapi, aku tak berhasil menyentuh targetku untuk menjadikannya puisi terpanjang. Aku menyerah dan berhenti di kata yang ke 8.558. Aku bukan seorang penulis puisi yang baik.
Aku bahkan tak yakin lagi kalau ada yang akan membacanya kecuali aku, bahkan Stella, Eka, Anez, Tifany, Tika, Firman, Linda, Natasia, Tabita, Emma, Tista, Iche, Inri, Vina, pun aku tak cukup yakin mereka akan menyukai PUISI-ku. Karena pasti akan terlalu sulit untuk memahami maksud dibalik kata-kata ciptaan orang lain.
Aku menyerah.
Inilah beberapa penggal bait Alkisah Seorang Puteri yang ku tuliskan:
***
Saat hati mulai meraba dan mencari
Mengapa tak menemukan?
Saat hati ingin memiliki
Mengapa semua tampak tak mungkin?
Layaknya tertusuk kerikil tajam
Terdengar ocehan dari segala penjuru
Bersama balham tersembur
Itulah yang terasa
Sejenak puteri terdiam
Duduk manis seraya memikirkan dirinya
Kala ia berada di tengah perjalanannya
Ada kecintaan yang tengah menggebu menguasainya
Pada satu lelaki yang sempat menyapanya
Namun kini terasa jauh
Lalu apa yang harus dia lakukan?
Baikkah jika terus berharap?
Angin membawa berita bila ada bunga yang kini masih digenggam sang lelaki
Sekelebat marah seketika membungkus puteri
Kukunya tajam siap mencakar siapa pun yang mencoba dekat
Mutiara bening ikut berjatuhan bersamanya
“Kenapa dia membagi sapanya untukku sementara bunga itu belum dia lepas?!!”
Puteri mulai merasakan cinta ketika itu
Satu rasa di mana kau akan merasa layaknya punya sayap
Terbang semakin tinggi dan tinggi
Mengepak sayap sambil sesekali melihat ke bawah
Penuh pemadangan indah mempesonamu
Hamparan hijau menciptakan angin segar
Kicauan burung jadi satu nyanyian merdu bagimu
Lalu terkadang pula menghanyutkan
Ingin menenggelamkanmu lebih jauh
Lebih jauh dan jauh
Seakan dunia adalah istana pribadimu
Bersama sosok pangeran di sisimu membelaimu
Membisikimu serangkai kata penuh pesona romantis
Kau bebas bersandar di bahunya
Membiarkan segala khayalmu berkelana bebas
Terbang tinggi semakin tinggi
Jauh lebih jauh
Senyummu elok layaknya pelangi ketika itu
Matamu bercahaya
Namun, adakah itu semuanya bersedia terus melekat bersamamu?
Akan ada waktu di mana kau merasa terhempas jatuh
Jatuh bersama sayapmu yang patah
Di mana pemandangan indah itu berubah menjadi ranting-ranting tajam
Semuanya bersiap menghujammu
Bersama batu karang yang tak lagi indah
Semak duri yang menggigitimu
Tulangmu terasa remuk
Gerak bibirmu hanya akan mengundang awan hitam
Dan ketika itu hujan akan mengucur
Deras semakin deras
Bersama aliran merah mengental dari balik lukamu
Semuanya akan terasa pudar
Gelap semakin gelap
Jauh dan lebih jauh
Istanamu bukan lagi istana
Setiap sudutnya hanya akan menjadi tirai hitam bagimu
Membuka segala kenangan serasa madu yang berubah racun kini
Pekikanmu tak kan ada yang menyahuti
Dirimu terlunta
Lampu-lampu indah hanya akan menjadi lidah api yang membakarmu
Kulitmu rapuh
Kau hancur seketika
Ketika kau hendak coba berlari kau akan terjatuh
Terhempas masuk jauh ke dalam lubang nan gelap
Dalam dan sangat dalam
Sulit menemukan ujung
...
...
...
“Aku mencintaimu.”
“Untuk apa dia lontarkan kata terakhir itu bila memilih pergi?”
...
...
...
“Apakah gerangan salahku dibalik keputusan pahit itu?”
Dalam benak puteri lalu turun jawaban
“Aku bukan sosok sempurna yang paham sepenuhnya tentang ukiran hati.
Aku mencintainya dia mencintaiku.
Tapi cintaku tak cukup membuatnya merasa dicintai.
Ku tahu tak bermaksud dia menjadikanku ampas.
Hanya perlu baginya mengantik cinta yang sempurna.
Dan ada yang berhasil menariknya memandang mawar di kastil selatan.”
...
Inilah cerita cinta yang tak pernah berubah sepanjang masa
Selalu ada sakit di setiap kisah
Indahnya buaian seolah membawa raga ini berhasil menetap sejenak dalam wangian janah
Tapi ketika parang menyambar
Menggariskan luka yang mendalam
Semua berbalik
Rasanya seolah terlempar masuk ke dalam tempat api penyiksaan
Tak berujung sakitnya membakar tubuh
Dengan lidah baranya yang menakutkan
Menyapu kulitmu rata beringas
Menjilatimu
Walau air mata berusaha mengibasnya padam
Tak sanggup sama sekali
Abadi selamanya demikian
Lihat?
Lalu apa indahnya cinta yang dikata itu?
Berkasih-kasihan yang memilukan
Begitukah sebenarnya?
...
...
...
Cinta itu curang
Cinta itu ilusi palsu
Cinta itu nafsu bodoh
Cinta itu taring mematikan
Cinta itu alasan bohong
...
Selasa, 26 Juli 2011
Ku Pastikan Kamu Akan Mendapat Satu Pahala Lagi Setelah Membaca Ini
Saat ini yang ada dalam pikiranku adalah "Buanglah sampah pada tempatnya"
Aku tengah duduk di dalam satu angkutan umum bermarga Empat Tiga dengan aku memakai kaos pink-ku dan tas kecil andalanku. Aku kucel, berkeringat, muka kusut. SEMPURNA.
Di depan jalanan aku melihat mobil mewah dengan anggunnya merayapi jalanan. Dalam hati aku berharap "Andai aku punya mobil pribadi. Ck." Ku pikir, andai saja bapakku merelakan mobil Inova miliknya kulenggangkan di jalanan macet kota Medan ini, pasti aku tak perlu berkeringat menyedihkan seperti ini.
Di sepanjang jalanan, mataku liar memperhatikan. Empat Tiga-ku berhenti, lampu merah. Aku menarik napas panjang, ingin sekali rasanya mengutuki siapa si pembuat lampu merah itu. Aku melihat dari depan jalanan seseorang berjalan seolah bermain labirin melewati sisi kendaraan yang tengah berhenti. Dia seorang lelaki, ku kira usianya baru 25. Dia mengangkat kerupuk dagangannya setinggi dia bisa supaya terlihat oleh para pengendara mobil. Aku melirik ke plastik besar kerupuk dagangannya, kalau aku tak salah, mungkin itu baru laku terjual sebanyak delapan bungkus. Rp 2000.8 = ? Harga itu bahkan tak cukup untuk mulutku dalam sehari. Dia berkeringat, tapi tetap tersenyum.
Adik berambut panjang yang memakai rok kuning itu berjalan membawa koran "TRIBUN" dagangannya yang masih begitu banyak di tangan kecilnya, padahal hari sudah sangat sore. Kalau aku boleh menebak, usianya barangkali baru sepuluh tahun. Dia menggeliat di jalanan mencari uang sebagai loper koran. Harusnya dia bermain boneka atau belajar bersama teman seumurannya di lingkungan rumahnya. Harusnya begitu. Tapi dia harus bersemangat melangkah di jalanan yang bau karena polusi dengan menggendong koran-korannya. Yaa, dia bocah perempuan yang luar biasa.
Aku masih di Empat Tigaku, dan aku masih saja berpikiran, kapan aku akan berhenti menikmati bangku panjang 8-6 ini?
Ck.
Kembali aku melihat seorang lalaki kira-kira 40-an tahun. Oke, kita sebut saja dia bapak. Dia menawarkan dua minuman dingin (Aqua) di tengah jalanan, lagi-lagi aku mendapatinya ketika lampu merah tengah menyala. Sang bapak adalah seorang pedagang asongan. Sungguh, aku bingung. Kenapa dia bisa tersenyum seolah tak ada beban sama sekali padahal aku yakin dia berbeban berat. Dia menampakkan gigi-giginya mengiringi senyumnya yang memberi sinar di wjahnya yang penuh keringat. Sang bapak pasti sangat letih, kepanasan, dan bla bla, kenapa dia bisa tersenyum?
Aku?
Aku masih di Empat Tigaku.
Aku mengeluhkan diriku yang suka sekali mengeluhkan keadaan. Aku seringkali merasa bahwa dirikulah orang yang paling menyedihkan di lingkunganku, padahal? Bukan. Aku hanya kurang bersyukur.
Ku rasa, aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan, karena aku terlalu sombong. Sombong, dalam arti (kembali lagi) kurang bersyukur.
Hidup ini adalah tentang bagaimana kita menjalaninya dan menikmatinya. Uang Rp 100.000 tidak akan terasa mahal sama sekali ketika kau tidak menganggapnya berharga. Belajar bersyukur, belajar bersyukur, dan belajar bersyukur.
Dan semua akan indah dengan apa yang kau miliki.
Ketika ada yang terasa kurang, berusahalah dahulu sebelum mengeluhkannya.
BERDOA, BERUSAHA, dan BERSYUKUR.
Aku tengah duduk di dalam satu angkutan umum bermarga Empat Tiga dengan aku memakai kaos pink-ku dan tas kecil andalanku. Aku kucel, berkeringat, muka kusut. SEMPURNA.
Di depan jalanan aku melihat mobil mewah dengan anggunnya merayapi jalanan. Dalam hati aku berharap "Andai aku punya mobil pribadi. Ck." Ku pikir, andai saja bapakku merelakan mobil Inova miliknya kulenggangkan di jalanan macet kota Medan ini, pasti aku tak perlu berkeringat menyedihkan seperti ini.
Di sepanjang jalanan, mataku liar memperhatikan. Empat Tiga-ku berhenti, lampu merah. Aku menarik napas panjang, ingin sekali rasanya mengutuki siapa si pembuat lampu merah itu. Aku melihat dari depan jalanan seseorang berjalan seolah bermain labirin melewati sisi kendaraan yang tengah berhenti. Dia seorang lelaki, ku kira usianya baru 25. Dia mengangkat kerupuk dagangannya setinggi dia bisa supaya terlihat oleh para pengendara mobil. Aku melirik ke plastik besar kerupuk dagangannya, kalau aku tak salah, mungkin itu baru laku terjual sebanyak delapan bungkus. Rp 2000.8 = ? Harga itu bahkan tak cukup untuk mulutku dalam sehari. Dia berkeringat, tapi tetap tersenyum.
Adik berambut panjang yang memakai rok kuning itu berjalan membawa koran "TRIBUN" dagangannya yang masih begitu banyak di tangan kecilnya, padahal hari sudah sangat sore. Kalau aku boleh menebak, usianya barangkali baru sepuluh tahun. Dia menggeliat di jalanan mencari uang sebagai loper koran. Harusnya dia bermain boneka atau belajar bersama teman seumurannya di lingkungan rumahnya. Harusnya begitu. Tapi dia harus bersemangat melangkah di jalanan yang bau karena polusi dengan menggendong koran-korannya. Yaa, dia bocah perempuan yang luar biasa.
Aku masih di Empat Tigaku, dan aku masih saja berpikiran, kapan aku akan berhenti menikmati bangku panjang 8-6 ini?
Ck.
Kembali aku melihat seorang lalaki kira-kira 40-an tahun. Oke, kita sebut saja dia bapak. Dia menawarkan dua minuman dingin (Aqua) di tengah jalanan, lagi-lagi aku mendapatinya ketika lampu merah tengah menyala. Sang bapak adalah seorang pedagang asongan. Sungguh, aku bingung. Kenapa dia bisa tersenyum seolah tak ada beban sama sekali padahal aku yakin dia berbeban berat. Dia menampakkan gigi-giginya mengiringi senyumnya yang memberi sinar di wjahnya yang penuh keringat. Sang bapak pasti sangat letih, kepanasan, dan bla bla, kenapa dia bisa tersenyum?
Aku?
Aku masih di Empat Tigaku.
Aku mengeluhkan diriku yang suka sekali mengeluhkan keadaan. Aku seringkali merasa bahwa dirikulah orang yang paling menyedihkan di lingkunganku, padahal? Bukan. Aku hanya kurang bersyukur.
Ku rasa, aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan, karena aku terlalu sombong. Sombong, dalam arti (kembali lagi) kurang bersyukur.
Hidup ini adalah tentang bagaimana kita menjalaninya dan menikmatinya. Uang Rp 100.000 tidak akan terasa mahal sama sekali ketika kau tidak menganggapnya berharga. Belajar bersyukur, belajar bersyukur, dan belajar bersyukur.
Dan semua akan indah dengan apa yang kau miliki.
Ketika ada yang terasa kurang, berusahalah dahulu sebelum mengeluhkannya.
BERDOA, BERUSAHA, dan BERSYUKUR.
Minggu, 03 Juli 2011
"AKU LUPA INGATAN"
Para ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan kurang gesit. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh.
Bisa jadi, itu dia yang sedang saya alami siang ini akibat waktu tidur saya yang benar-benar terpangkas kemarin, sepertinya otak saya "menggila" sehingga saya "lupa ingatan". Sebegitu cerobohnya melupakan sesuatu yang sangat dekat dengan aktivitas rutin saya. Tidakkah kedengarannya lucu sekali, bahwa saya melupakan password facebook dan twitter milik saya yang baru saja saya akses dalam hitungan jam? Saya sendiri takjub dengan kebodohan ini.
Ntahlah, apakah mungkin ini dikarenakan fungsi otak saya yang tak maksimal. Oh, God.. I'm gonna be crazy. Uh.
Coba bayangkan, setiap hari saya pasti online, mengakses account facebook dan twitter saya, kemudian maniak update status, lalu bisa-bisanya saya lupa kata sandi untuk mengaksesnya. GILA!
Hal lain, di samping kurang tidur, yang menjadi penyebab otak saya dengan mudahnya mengalami "lupa ingatan" barang pasti disebabkan karena pola makan saya yang benar-benar sangat kacau sekali.
*Menurut dr.Waluyo Soerjodibroto, MSc, SpGK (K), spesialis gizi klinis dari Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menganut prinsip menu makan 4 sehat dan 5 sempurna dalam porsi yang cukup sangatlah penting. Akan lebih sempurna apabila ditambah dengan asupan vitamin B dan C, atau kombinasi keduanya. Untuk hasil yang optimal, usaha kita tersebut harus selalu didukung dengan latihan otak, seperti latihan mengingat.
(*http://indobestseller.wordpress.com/2010/06/04/penyebab-utama-sifat-pelupa/)
Maaf, bukannya saya mau menghujat keadaan. Tapi jujur, semenjak saya menjadi anak kost, pola makan saya luar biasa meriah. Pagi, biasa sarapan bisa tidak; siang, makan di kampus; malam, makan tergantung kondisi mood. Setiap harinya, makanan yang enak penuh bumbu penyedap makanan menjadi santapan lidah saya, tapi racun bagi tubuh saya yang mungil.
Sungguh, saya sangat merindukan masakan mamak saya atau juga bapak saya. Saya akan lebih memilih ikan asin hasil racikan mamak saya daripada ayam goreng dari warung nasi atau restoran sekalipun. Lidah saya cukup kampung sebenarnya.
Hah, sudahlah. Membicarakan soal pola makanan saya yang buruk ditambah dengan makanan yang juga buruk, saya merasa berdosa. Berdosa karena sudah mahasiswa tapi tak mampu menghargai diri sendiri dengan mengatur pola makan sendiri yang baik. Ada yang sama seperti saya juga?
Lihatlah betapa ngawurnya tulisan saya ini. Terang saja, kan saya sedang lupa ingatan!
Baiklah.
Saya akan berhenti menulis dulu sampai ingatan saya pulih kembali.
Arrrrggghhh..
tapi sungguh, ini memuakkan sekali berada dalam kondisi seperti ini. Seperti orang tolol tak punya ingatan.
Ah, sudahlah.
Kamis, 30 Juni 2011
MEDAN UNDERCOVER edisi 4 Februari 2011 - PASANGAN LINES / LESBIAN -
MEDAN UNDERCOVER
"Di sini hitam-putihnya Medan Terungkap"
www.991mostfm.com
Medan telah berkembang menjadi kota terbesar nomor 3 di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan sebagai terbesar di luar pulau Jawa, terus menggeliat menuju kota metropolitan.
Tujuan dari MEDAN UNDERCOVER sendiri, salah satu program weekly di radio 99.1 MOST FM bukanlah untuk mengintimidasi satu profesi, pekejaan, atau life style tertentu. Akan tetapi lebih kepada menginformasikan, bagaiman sesungguhnya gambaran kota Medan saat ini. Di tengah Medan yang semakin metropolitan dan hiruk-pikuk, maka kian bertambah pula tipikal individu yang bertumbuh di dalamnya.
Hubungan cinta antara perempuan dan wanita.
GUEST:
> Dara
> Mimi
*Menurut Dra Lily, MBA MH, sekretaris Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Kota Medan yang juga Ketua Fraksi Medan Bersatu, orientasi seksual lebih besar dipengaruhi lingkungan, meskipun setiap orang memiliki gen feminin dan maskulin dalam dirinya. Sebab, pada dasarnya setiap orang terlahir dengan kapasitas yang sama untuk bisa menyukai sesama maupun lawan jenisnya. Bentuk rasa sukanya pun bervariasi. Mulai rasa suka yang netral sifatnya rasa kekaguman, sampai yang menjurus pada hubungan asmara atau didasarkan pada kebutuhan seksual alternatif.
(*Arsip Harian SUMUT POS)
Secara umum ada tiga orientasi seksual:
1.Homoseksual(suka sesama jenis)
2.Biseksual(suka kedua jenis(laki-laki dan perempuan)
3.Heteroseksual(Suka beda jenis)
LESBI atau LINES adalah salah satu bentuk homoseksual yang merupakan sebuah hubungan emosional yang melibatkan rasa cinta dan kasih sayang dari dua manusia dengan jenis kelamin sama dan dalam hal ini melibatkan kaum wanita.
Ulasan MEDAN UNDERCOVER edisi 4 Febuari 2011 - PASANGAN LINES/ LESBI -
Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman, yang tentunya berasal dari lingkungan.
LINGKUNGAN kemudian menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang.
Apabila ditinjau dari segi Ilmu Komunikasi, perilaku dalam kasus pasangan lines ini, berhubungan dengan TEORI BEHAVIORISME, yakni teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
Dalam teori behaviorisme, yang ingin dianalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku individu sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia dan memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.
Dara adalah seorang mahasiswa yang berdomisili asli di Medan sementara Mimi adalah seorang karyawan freelance di Jakata dan khusus datang ke Medan untuk menemui Mimi.
Awal perkenalan Dara dan Mimi bermula dari salah satu jejaring sosial, dan mereka berdua hanya menjalin hubungan sebagai 'ttm', akan tetapi seiring berjalannya waktu, hubungan mereka bertumbuh lebih dalam dan sudah terhitung sekitar tiga bulan sampai Februari 2011.
Dara mengatakan bahwa yang menjadi pacar pertamanya adalah seorang lelaki. Namun demikian, Dara mengakui kalau sesungguhnya sejak SD dia sudah menyukai sesama jenis tapi baru berani membukanya di saat SMA dan sama sekali dia belum pernah benar-benar jatuh cinta pada lelaki.
Sedikit berbeda dengan Mimi yang sebenarnya adalah seorang dengan orientasi biseksual, dan baru mulai berkelana di dunia lesbian pada saat kelas III SMA, di mana pada saat itu sebenarnya Mimi juga masih dalam status berpacaran dengan seorang lelaki tapi dalam kondisi LDR. Pada saat itu, ada seorang perempuan yang adalah adik kelas Mimi sendiri, secara bertahap memberikan perhatiannya kepada Mimi, seperti membawakan Mimi bekal setiap hari. Maka itulah yang kemudian meluluhkan hati Mimi dan menjadi awal dia berhubungan dengan sesama jenis.
Baik Dara dan juga Mimi yang menjadi guest dalam edisi MEDAN UNDERCOVER edisi 4 Februari 2011 adalah berstatus no label. Mereka berdua berusaha sebisa mungkin menyembunyikan kondisi mereka dari orangtua dan keluarga mereka walaupun dalam beberapa kasus, sempat beberapa kali mereka berdua hampir ketahuan oleh keluarga mereka. Namun, kalau untuk lingkungan pergaulan, pada umumnya sudah tahu ditambah lagi dengan lingkungan pergaulan mereka sendiri yang kebanyakan juga merupakan kaum homoseksual.
Faktor pergaulan inilah yang kemudian menjadi salah satu pemicu Dara dan Mimi menjadi homoseksual, seperti dijelaska oleh teori behaviorisme.
Dalam pasangan lesbian ada sebutan-sebutan tersendiri.
Buchi : sebutan untuk yang berperan sebagai laki-laki
Femme : sebutan untuk yang berperan sebagai perempuan
Andro : Sebutan untuk yang bisa berperan sebagai buchi atau juga femme tergantung pasangannya apakah buchi atau femme.
No label :Pecinta wanita, bukan buchi bukan femme
Dara hanya sekedar mengagumi kaum lelaki tapi tak pernah benar-benar mencintainya. Ada beberapa lelaki yang tetap mencoba mendekati Dara dengan niatan ingin membantu Dara lepas dari penyimpangan orientasi seksualnya, akan tetapi tetap Dara menolak dan lebih memilih menjalani hubungan dengan sesama jenis.
Demikian juga dengan Mimi yang menetapkan dirinya sebagai biseksual, ketika Mimi merasa tersakiti oleh lelaki dalam hubungan cintanya, maka dia akan lebih memilih menjalin satu hubungan cinta yang baru dengan perempuan, demikian sebaliknya. Sampai sejauh ini, Mimi merasa hubungan cintanya dengan Dara-lah yang paling cocok.
"Jujur, feel-nya baru benar-benar dapat sama si Dara ini", demikian aku Mimi sambil menoleh ke arah Dara dengan tatapan yang dalam dan disambut dengan senyum tersipu oleh Dara.
Walaupun di Indonesia sendiri pernikahan sesama jenis tidak diizinkan, akan tetapi Dara dan Mimi juga berencana ingin menikah dan mereka sudah menganggap biasa dengan omongan orang-orang dengan hubungan yang mereka jalani. "Ya udahlah, toh ini juga nggak ngerugiin mereka."
Mereka berdua juga mengakui sudah punya dua orang anak yang bernama Mimi dan Kaka. Tampak aneh dan membingungkan mungkin, tetapi dalam kasus ini, yang mereka jadikan anak adalah boneka.
Hubungan seks menjadi hal yang biasa dalam kehidupan pasangan lines/ lesbi. Dalam melakukan hubungan seks, pasangan lines biasanya ada yang menggunakan alat bantu, namun ada juga yang tidak.
"Kalau kita ngelakuinnya nggak pakai alat bantu, kalau kita take and give aja . Jadi nggak ada yang berperan jadi cowoknya dan juga nggak ada yang berperan jadi ceweknya. Tapi ada juga sih temen aku yang buchi, dia pakai alat bantu, mungkin karna dia udah nganggap dirinya cowok banget. Apalagi kan kalau buchi itu cenderung nggak mau disentuh sih, kalau femme sejati, dia juga nggak bakalan mau menyentuh, tapi cukup menerima aja", ujar Dara menjelaskan.
Menurut Dara, di Medan sendiri ada beberapa titik yang menjadi tempat nongkong para lines/ lesbi, salah satunya adalah di warkop dan kebanyakan adalah kaum buchi, dan untuk femme-nya sendiri tampak berganti-ganti.
Saat ini, di tengah negara kita yang adalah negara Timur yang juga masih kental dengan nilai budaya dan agama, komunitas homoseksual, termasuk kaum lines/ lesbian semakin berani terbuka dengan keadaan mereka dan mengharapkan ada tempat bagi mereka dan diakui keberadaannya dalam masyarakat, apalagi kalau hal tersebut dikaitkan dengan Hak Azasi Manusia.
"Inilah hidup kami, jangan diskriminasi, toh hidup kami nggak akan ganggu kalian, dan buat yang bukan lesbi, jangan pernah coba-coba, karena pasti akan terjerumus", begitu Mimi memesankan.
By: Sepfiany Evalina Ginting
Aku Bingung, Tuhan :(
Apakah arti sebuah KELUARGA bagimu?
Wikipedia menyebutkan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Bagiku,,
KELUARGA adalah RUMAH TERBAIK.
Tak ada tempat ternyaman untuk tinggal kecuali dalam rumah terbaik.
Hidup adalah satu proses yang tanpa henti terus dan terus dijalani.
Manusia bertambah usianya, bertambah tua sampai akhirnya nanti akan menemui ajalnya.
Mulai dari bayi, keluarga yang mengasuh kita, sampai kita beranjak ke usia selanjutnya, keluarga masih menjadi sosok pelindung yang luar biasa.
Sampai akhirnya, ada saat di mana harus berjauhan dari keluarga.
Ini sedikit kisahku.
Saat saat SMA tingkat akhir adalah saat dimana aku sangat menginginkan bisa tinggal berjauhan dari keluargaku, hidup menjadi anak kost, supaya apa? supaya bisa bebas tanpa ada yang membatasi ini itu.
Aku kuliah.
Awal yang baik ku jalani sebagai anak kost dengan hidupku yang tetap terkontrol.
Setahun berlalu.
Dua tahun berlalu.
Saat ini aku tengah menjelang memasuki tahun ketigaku sebagai mahasiswa dan sebagai anak kost.
Dan aku sudah bekerja saat ini.
Yaa, aku kuliah sambil bekerja sebagai penyiar/ announcer di salah satu radio di kota Medan.
Ini adalah kabar baik saat seseorang yang seusiaku sudah mampu bekeja dan menambah uang sakunya sendiri.
Ini adalah salah satu tempat belajar yang paling baik.
Ini adalah salah satu bagian pengalaman yang akan sangat hebat untuk diceritakan nantinya.
Ini adalah profesi yangmenakjubkan di tengah statusku sebagai mahasiswa.
Intinya, ini ANUGERAH.
Tapi di sisi lain, aku bahkan tak berani menyebutnya sebagai kabar baik,
menyatakan bahwa diriku sudah bekerja.
Aku menyukai pekerjaanku.
Aku mencintainya.
Tapi satu hal yang ku benci adalah,,
aku tak menemukan celah untuk pulang di dalamnya.
Dalam arti, salah satu hal yang tersulit dari bekerja di media adalah, tak mengenal hari libur. Dengan demikian, otomatis hari libur kampus sekalipun, hari merah nasional sekalipun, akan tetap menjadi hari kerja untukku.
Aku tak akan menmepermasalahkan itu kalau aku tinggal bersama keluargaku.
Yang menjadi soal adalah, karena aku hanyalah anak kost yang masih sangat ingin sekali punya waktu berkumpul bersama keluargaku, di rumahku, tapi aku tak mendapatinya.
Aku tahu mungkin aku yang belum cukup dewasa menghadapi ketidaknyamanan ini.
Berulangkali aku bertanya: "Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Aku sungguh mencintai pekerjaan ini sebagai bagian dari hobiku, tapi berat rasanya harus tak punya waktu berkumpul bersama keluarga di usia labilku seperti ini"
Tanggal 29 Jui 2011
Pukul 09.51 WIB
Mamakku menghubungiku.
Menanyakan keadaanku.
Aku menjawab seadanya.
"...."
"...."
.............
"udah makan kau?"
"belum, mak e"
"kenapa belum"
"nggak ada uang", jawabku spontan
kontan mamakku langsung merepet, "udah! Kalau nggak ada uang ngapain ditahankan di situ? Pulang ke Kabanjahe! jangan pulak nggak makan jadinya, penyakit nanti datang! Berhenti aja kerja udah kalau gitu!"
dan aku pun menangis.
menangis dan menangis.
Aku menangis karena aku sangat dan semakin merindukan rumah bersama orang tua dan dua orang adikku. Aku merindukan posisiku sebagai anak di dalam rumah. Ku pikir, belum saatnya aku bekerja sekarang, mengorbankan waktuku habis tak ada untuk berkumpul bersama keluargaku.
Ini adalah hari libur kampus, dengan lama hampir tiga bulan. Harusnya aku sudah berada bersama rumahku dan menjalankan kewajibanku sebagai anak di rumah dan menerima hakku sebagai anak yakni mendapat perhatian dan kasih sayang langsung. Tapi? Tak bisa. Karena tak ada hari libur.
Aku merindukan waktu libur bersama keluargaku, rumahku, Tuhan.
Maafkan aku yang belum cukup dewasa menghadapi hidup..
Tapi aku bingung, Tuhan.
Sungguh.
Bukan akau tak mensyukuri kado yang Engkau hadiahkan untukku, Bapa.. Pekerjaanku yang sekarang sangat menakjubkan, aku sangat mencintainya..
Tapi, apakah aku salah ketika merindukan bisa berkumpul bersama orangtua dan adik-adikku?
Selasa, 28 Juni 2011
MEDAN UNDERCOVER edisi 8 April 2011 - DISC JOCKEY -
MEDAN UNDERCOVER
"Di sini hitam putihnya Medan terungkap"
www.991mostfm.com
MEDAN UNDERCOVER adalah satu program weekly di radio 99.1 MOST FM, yang pada awal mengudaranya, on air setiap hari Jumat pukul 22.00-24.00 WIB. Tapi terhitung bulan Juni 2011 kemarin, ada sedikit perubahan jam siar menjadi hari Kamis pukul 22.00-24.00 WIB. Program ini setiap minggunya mengangkat tema yang kontroversial untuk diperbincangkan. Baik itu tentang profesi, pekerjaan, atau juga life style yang kian banyak mengisi setiap sisi kota Medan yang metropolitan. Di mana ketika mendengarnya maka akan langsung timbul pro dan kontra dalam kalangan publik secara general.
Edisi 8 April 2011
DISC JOCKEY
Guest:
- DJ Zulfy
- DJ Friska
Dalam pandangan masyarakat awam, profesi sebagai DJ, secara umum dipandang negatif dikarenakan bekerja malam, diibaratkan seperti kelelawar yang berkeliaran di malam hari. Dalam pandangan masyarakat awam DJ dianggap hanya sekedar sosok yang memainkan musik. Sedangkan dalam kalangan anak muda zaman sekarang terutama para anak muda yang menyebut dirinya "Clubber atau Partygoers sejati" maka DJ justru menjadi seorang idola bagi mereka." Pro dan kontra. Itulah sikap dan pandangan publik. Oleh karena itu, dalam edisi kali ini MEDAN UNDERCOVER mencoba menelaah cerita lain di balik profesi sebagai DJ.
"Pekerjaan seorang DJ itu tergantung terhadap permintaan client yang ingin memakai jasa kita. Kalau mereka buat eventnya pagi atau siang hari, yaa kita mainnya di jam segitu, tapi kalau emang malam hari, kita mainnya malam", demikian jelas Zulfy yang merupakan salah satu resident DJ di kota Medan yang sudah menjalankan profesinya selama tiga tahun terhitung sejak tahun 2008.
Seorang Disc Jockey adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya ke dalam bentuk rekaman suara dalam berbagai medium, misalnya piringan hitam, CD, atau file MP3.
Kegiatan deejaying atau DJing adalah memainkan seri rekaman-rekaman sampai memanipulasi rekaman-rekaman dengan menggunakan berbagai teknik seperti audio mixing, cueing, phrasing, cutting, scratching, dan beatmatching, atau sering juga mengacu pada membuat komposisi musik asli.
Ulasan MEDAN UNDERCOVER di edisi kali ini cenderung fokus kepada salah satu dari sekian banyak jenis DJ, yakni:
> DJ CLUB, yaitu seorang yang berprofesi sebagai DJ yang memainkan musik-musik ber-genre dance music atau lainnya dalam suatu crowd yang ramai dalam tempat in-door maupun out-door. Dan yang menjadi konsep dasar pekerjaannya hanya memutar musik yang enak dan menyambungnya dengan variasi tertentu sesuai keahlian.
Salah satu DJ club yang terkenal adalah David Mancuso (lahir pada tahun 1944), penggagas dari pesta bawah tanah New York City pertama dengan nama The Loft.
Disc Jockey dalam ukuran dunia malam adalah satu profesi yang stratanya paling tinggi dibandingkan dengan profesi lainnya yang digeluti dalam dunia malam.
DJ adalah satu profesi yang cukup menjanjikan apabila ditekuni. Berawal dari hobi mendengar atau memainkan musik, bisa mejadi pemicu untuk berprofesi sebagai seorang DJ. Melakukan hobi merupakan hal yang paling menyenangkan karena tak akan terasa beban sama sekali ketika menjalankannya, akan bertambah sempurna ketika hobi yang kita miliki ternyata menjadi sesuatu hal yang naik tingkatannya menjadi apa yang disebut dengan "hobi yang berbayar atau hobi yang menghasilkan". Demikian jugalah yang dirasakan oleh DJ Zulfy, salah satu guest MEDAN UNDERCOVER edisi 8 April 2011.
"Hobi yang menghasilkan", menghasilkan uang, menghasilkan kepuasan, menghasilkan kenalan dari crowd yang ada di club.
Dalam dunia DJ tak ada kode etik sama sekali tapi lebih kepada DJ idealis, yaitu DJ yang memainkan lagu-lagu yang belum banyak dikenal oleh orang dan DJ komersil, yaitu DJ yang selalu memainkan musik-musik yang dikenal oleh banyak orang dengan tujuan untuk menarik lebih banyak crowd.
Yang biasanya memainkan komersil adalah resident DJ di suatu club, sementara untuk event, biasanya lebih kepada idealis.
DJ Friska yang baru berumur 21 tahun, satu lagi guest MEDAN UNDERCOVER edisi 8 April 2011, seorang DJ Female yang sebelumnya sama sekali tak mengenal dunia DJ sampai akhirnya diperkenalkan oleh seorang temannya dan dilatih secara bertahap oleh temannya sendiri tentang bagaimana menjadi seorang DJ.
Menurut Friska, menjadi female DJ di tengah crowd yang pada umumnya adalah laki-laki apalagi seorang female DJ identik dengan pakaian sexy, memberinya sebuah tantangan untuk membatasi diri bukan justru sebagai hambatan.
"Aku pernah diusilin sama clubber waktu main di Aceh, tapi itu justru waktu aku pakai pakaian yang nggak sexy sama sekali. Waktu aku lagi serius nge-DJ, diusilin, tangan aku dipegang sampai kegeser gitu lagunya", demikian ungkap Friska mengungkapkan pengalamannya.
Selanjutnya, DJ Zulfy menyatakan bahwa knowledge tertentu sangat diperlukan oleh seorang DJ terutama yang bermain dalam jalur komersil, sudah sepatutnya mengetahui lagu-lagu apa yang tengah hits.
Banyak aliran dalam DJ, seperti genre funkot, biasanya dimainkan di diskotik (lagu-lagu Indonesia yang diremix ulang), R & B sampai genre house. Trance seperti yang dimainkan DJ Tiesto adalah salah satu genre yang paling populer di dunia tapi belum cukup membumi di Indonesia apabila dibandingkan dengan Progressive-House yang lebih populer, walaupun perbedaan antara keduanya tak cukup jauh.
Step awal untuk menjadi DJ adalah memiliki kemauan untuk belajar tentang musik. Kemudian dilanjut dengan belajar teori tentang DJ itu sendiri seperti apa, lalu dilanjutkan dengan pengenalan alat, tentang euipment apa yang akan digunakan. Setelah itu, mulai mempelajari proses mixing itu bagaimana, dan belajar mengenali jenis lagu apa yang akan dimixing sampai akhirnya mampu memproduksi lagu sendiri. Dan untuk akhirnya bisa perform, dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk mempelajari step by step-nya.
Untuk urusan penampilan, DJ Zulfy mengakui tak ada kendala dalam mempersiapkan kostum, lebih menjurus kepada style casual. Berbeda halnya dengan DJ Friska yang justru merasa kesulitan mempersiapkan kostum sebelum nge-DJ.
"Ribet sih, tergantung permintaan dan eventnya juga. Kalau kayak di Aceh kemaren kan mereka mintanya agak tertutup, jadi nggak terlalu ribet. Kalau misalkan harus mobile, nggak enak juga kalau yang harus terlalu terbuka gitu pakaiannya. Tapi kalau misalkan maen di club, pakai yang sexy sih", jelas Friska.
Bagi yang berprofesi sebagai DJ, crowd sangat mempengaruhi mood mereka. Ketika crowd tampak tak merespon dengan cukup baik atau tampak kurang bersemangat, DJ pun akan bingung melanjutkan shownya seperti apa untuk bisa membuat crowd tampak meriah dan itu akan ikut menurunkun mood dari DJ itu sendiri.
DJ yang bekerja di club identik dengan alkohol. Tapi DJ Zulfy dan DJ Friska mempertegas bahwa seorang DJ tentunya harus mengontrol dirinya sendiri dalam hal mengkonsumsi alkohol untuk menghindari performa yang buruk dalam mixing lagu yang bisa jadi malah mengacaukan semuanya. Akan tetapi, Zulfy mengakui bahwa ada juga beberapa DJ yang harus minum atau mabuk dulu untuk mendapatkan moodnya dalam mixing lagu.
Beralih dari masalah alkohol, drugs dan sex juga pastinya sangat dekat dengan dunia malam, yang artinya juga sangat dekat dengan kehidupan seseorang yang berprofesi sebagai DJ. Akan tetapi, hal tersebut bukan lantas menandakan bahwa DJ secara keseluruhan kental dengan predikat yang identik dengan drugs atau sex, dan semacamnya.
Pada intinya, stereotype negatif publik tentang Disc Jockey, mungkin akan sulit dikikis. Stereotype yang berarti pandangan atau penilaian mengenai sifat-sifat dan watak pribadi suatu individu atau golongan lain yang bersifat subjektif , tidak tepat dan cenderung negatif karena tidak lengkapnya informasi yang didapatkan.
Tapi hak masyarakat untuk memberikan pandangannya apakah pro atau kontra menanggapinya.
by: Sepfiany Evalina Ginting
Jumat, 20 Mei 2011
APA YANG KAU RASAKAN TENTANG SEBUAH PENOLAKAN?
“DAN AKU SEMAKIN MENGENALI PRIBADIKU YANG SESUNGGUHNYA SANGAT MEMBENCI SEBUAH PENOLAKAN ORANG LAIN ATAS DIRIKU DAN ATAS APA YANG SEDANG DAN INGIN AKU LAKUKAN.”
16-17 Mei 2011
Hari itu menjadi hari yang sangat panjang sekaligus juga terlalu singkat bagiku, bagi empat orang temanku yang lainnya, bagi kami berlima. Hari yang melelahkan dalam perjalanan kami sekaligus juga menjadi hari yang sangat menyenangkan. Hari Senin pagi, kami berangkat dari Medan, kota metropolitan yang sesak padat panas mencekik, menuju satu desa yang lebih nyaman pastinya dari segi hawa lingkungan. Hanya saja desa yang kami tuju ini adalah satu tempat yang mendapat predikat sangat buruk dalam kalangan public secara general. Mungkin kamu juga sekilas tahu akan desa ini “BANDAR BARU”
Bandar Baru adalah satu desa yang ntah sejak kapan sudah menyandang predikat sebagai tempat “Pekerja Seks Komersial”.
“Sejak saya tinggal di sini, bungalow itu sudah ada dan sudah dijadikan sebagai tempat prostitusi oleh mereka (para wanita pekerja seks komersial)”, demikian ungkap salah seorang warga Desa Bandar Baru ketika kami melakukan jajak pendapat.
Aku bersama tiga orang teman lain, Tika Anggreni, Helen Semmila, dan Vina Ferbrina, tergabung dalam satu kelompok untuk tugas Public Opinion/ Pendapat Umum, terkait materi polling, yakni sebuah teknik untuk menyelidiki apa yang dipikirkan orang terhadap isu atau masalah yang muncul. Polling ini sendiri merupakan satu metode ekspresi yang muncul pada periode tahun 1930-an yang dipelopori oleh lembaga polling pada masa itu baru berdiri (Gallup, Roper, Yankelovich) dengan asumsi untuk apa menyertakan banyak orang kalau sedikit orang sebenarnya sudah cukup untuk mewakili suara suatu masyarakat.
Selanjutnya, kami diberi pilihan untuk melakukan polling tentang satu masalah yang tengah hangat dibicarakan atau yang kontroversial di kalangan publik. Maka kami memilih isu kontroversial untuk kemudian diangkat menjadi rujukan tugas kami, yakni “UNTUK MENGETAHUI PENDAPAT MASYARAKAT BANDAR BARU TERHADAP PREDIKAT BANDAR BARU SEBAGAI TEMPAT PEKERJA SEKS KOMERSIAL”
Hari Senin, 16 Mei 2011, kami berangkat pagi-pagi sekali dari Kota Medan dan karena kondisi jalan yang sangat luar biasa macet, selain karena bertepatan dengan hari raya Waisak, ada bus yang mengalami kecelakaan di jalan sehingga memperparah kemacetan sepanjang ruas jalan. Kami baru tiba di Bandar Baru setelah sekitar empat jam dalam perjalanan. Padahal seharusnya, apabila dalam keadaan jalanan normal, hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
Buruknya lagi, setiba di Bandar Baru, awan tampaknya sangat tidak bersahabat ataukah dia hanya ingin menunjukkan pesonanya yang luar biasa lewat butiran airnya, entahlah. Tapi yang pasti, hujan sangat deras sekali dan kami hanya bisa menunggu untuk akhirnya bisa turun ke lapangan memulai mewawancara responden terpilih setelah kami terlebih dahulu melakukan proses sampling, melalui probability sampling, yakni pengambilan sampel secara acak atau sembarang dengan memberi peluang yang sama kepada seluruh populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian, dan dalam hal ini digunakan Systematic Sampling/ Sampel acak sistematis. Untuk metode wawancara, kami memilih metode tatap muka/ langsung dengan menggunakan kuesioner berisikan pertanyaan sederhana, tiga pertanyaan tertutup dan satu pertanyaan terbuka.
Saat mengikuti kelas perkuliahan bersama dosen mata kuliah Public Opinion/ Pendapat Umum, Ibu Mazda, beliau sudah memberitahukan bagaimana teknik wawancara yang baik dan beliau juga sudah membagi pengalamannya kepada kami tentang bagaimana dirinya ketika harus turun ke lapangan menjadi peneliti/ pewawancara.
“Kalian juga nanti bakalan tau bagaimana sakitnya ditolak responden waktu di lapangan. Ibu udah ngerasain nggak enaknya beberapa kali, malah ada yang anggap ibu datang minta sumbangan. Tapi itu bakalan jadi pengalaman buat kalian, jadi bukan cuma tau nggak enaknya kalau ditolak sama cewek atau cowok aja ”, begitu ungkap beliau.
Dan benar, tiba di lapangan kami menemukan betapa sulitnya melakukan sebuah penelitian seperti ini, padahal masih dalam skala yang sangat kecil.
Keadaan geografis desa Bandar Baru sendiri sudah menguras tenaga kami sebelum kami berhasil menemukan satu responden pun untuk diwawancara. Melewati jalanan yang berlubang, bebatuan, panas terik, lalu tiba-tiba hujan, terkadang jalanan sedikit mendaki lalu turunan lagi, melelahkan. Tapi lelahnya sedikit terlupakan ketika kami berjalan mendengar gemuruh air sungai sepertinya, kami tak tahu tepatnya dari mana sumber suara itu, tapi seperti berada di bawah kaki kami berpijak. Kemudian suara angin mendesir juga terdengar ditambah lagi dengan indahnya bukit-bukit yang tampak mengelilingi desa itu bersama hijau dan rimbun pepohonannya. Sungguh indah karya Pencipta kita.
Seolah terlepas dari kepenatan metropolitan kota Medan yang mewah dengan gedung-gedung mahalnya.
Hari Senin yang payah.
Kami gagal menemukan responden untuk diwawancara setelah berjalan kaki sangat jauh, dan sangat jauh sekali ku rasa begitu.
Kami memutuskan pulang dan melanjutkannya esok hari lagi karena mega juga sudah tampak di langit sore. Dalam pikiran kami, pastilah melegakan akhirnya bisa beristirahat karena kaki-kaki kami yang malang sudah sangat pegal seperti mau patah. Tapi, kabar buruknya, nyaris saja kami tak bisa pulang karena tak ada bus untuk pulang. Jalanan tetap sangat ramai, macet total. Beruntung, pada akhirnya setelah menunggu sepersekian jam, kami mendapat transportasi untuk pulang. Tak mendapat tempat duduk di bangku dan harus berdesakan di dalam, tak lagi menjadi soal, yang terpenting ada jalan untuk pulang. Kami tak pulang ke Medan tapi menuju Kabanjahe, karena sebenarnya saya hanyalah seorang perantau di Medan, menetap sebagai anak kost, dan orang tua saya berdomisili di Kabanjahe, Kabupaten Karo yang sangat asri.
Selasa, 17 Mei 2011
Kami kembali ke Desa Bandar Baru sekitar jam sepuluh pagi. Setibanya, kami langsung menapaki kembali jalanan panjang Bandar Baru untuk menemukan responden kami.
Dan benar sekali apa yang dikatakan dosen kami sebelumnya, sakit sekali mendapat penolakan dari responden.
Dalam kepalaku, aku berpikir “Apa salahnya meluangkan waktumu sebentar saja, minimal dua menit untuk menjawab hanya empat buah pertanyaan saja?! Empati sedikit dengan mahasiswa. Capek lho kami jalan kaki!”
Tapi tak mungkin kami datang, ditolak, lalu mengumpat kepada responden.
Ketika aku kesal dengan penolakan responden seperti itu, aku pun semakin mengenali diriku yang ternyata sangatlah tidak menyukai sebuah penolakan dari orang lain. Tapi suka tak suka, aku harus siap dengan sebuah penolakan.
Itu hal yang aku dapat.
PENOLAKAN dari orang lain itu sangat menyakitkan dan menyedihkan. Seringkali kita ingin marah ketika orang lain menolak diri kita, menolak keinginan kita, menolak pernyataan atau opini kita, menolak pemberian atau tawaran kita, dan banyak hal lain yang bersangkutan tentang penolakan.
Seringkali justru kita tak sanggup menahan emosi kita ketika kita berhadapan dengan penolakan atas diri kita dari orang lain. Artinya, kita belum cukup terlatih dalam hal mengontrol emosi pribadi dan membudayakan tingkat kesabaran.
Selama dua hari melakukan polling ke Bandar Baru, aku merasakan bagaimana tak enaknya ditolak oleh responden yang akan diwawancara di tengah kondisi badan yang sudah sangat letih sekali. Aku sangat membenci itu. Ingin sekali rasanya menghantam mereka, mencampakkan kuesioner ke arah mereka, meludah ke wajah mereka, tapi tak mungkin itu ku lakukan. Aku yang memerlukan waktu mereka dan pendapat mereka. Bukan mereka yang berkepentingan denganku yang hanyalah orang asing bagi mereka.
Karena itu, aku meredam marahku ketika ditolak, menarik napas panjang seraya tetap mengucapkan “Terima kasih, Bapak/ Ibu”, sambil tersenyum semanis mungkin tetap berusaha menunjukkan kesan ramah, lantas berlalu pergi meninggalkannya.
Yang aku semakin tahu tentang diriku ketika itu, aku masih harus perlu banyak lagi bertemu dengan berbagai karakter orang, menghadapi lebih banyak lagi penolakan dari mereka, untuk kemudian aku lebih terbiasa dengan sebuah penolakan sehingga tak merasa seperti terhempas dari ketinggian ketika harus ditolak, tak terkecuali dalam hal apa pun.
Penolakan yang tak enak harus dihadapi dengan kesabaran dan murah senyum, ibarat materi kuliah yang harus dituntaskan dengan sepuluh sks.
Tapi aku beruntung karena masih bisa belajar. Thx, God. I love You.
Senin, 02 Mei 2011
SURAT UNTUK PARA PEMIMPIN
"AKU TAK PUNYA UANG"
Hari ini aku berkabung
Berkabung untuk diriku sendiri juga kawanku lainnya yang malang
Aku hanyalah pengais sampah yang mau menimba ilmu
Aku hanyalah pemungut uang receh yang mahal bagiku
Tapi tak cukup mahal bagimu
Aku lusuh dan bau
Ingin berdasi mahal sepertimu
Adakah bangku bagiku untuk bisa mengeja huruf bersama?
Adakah seragam berwarna benderaku yang layak untuk tubuhku yang dekil?
Aku bergerak di sisi jalanan
Ingin menjadi sosok Soekarno
Bisakah?
Aku tak punya uang
Dulu beliau bilang, "Seandainya aku seorang Belanda"
Kini aku dalam tangisku terisak berkata, "Seandainya ayahku seorang menteri"
Aku tak punya uang?
Tak mungkin
Created by: SEVI
02 May 2011
"HARDIKNAS"
Minggu, 01 Mei 2011
"MAY DAY"
SURAT UNTUK PARA PEMIMPIN
"MAY DAY"
Ini adalah hari bagi mereka untuk bebas bersuara dalam megahnya pesta mereka
Berbondong-bondong keluar dari sangkar
Ingin mencicit merdu ke indera pendengar para kaum berdasi
Mereka membuka bulan ke lima ini dengan meriahnya berkumandang sana- sini
Apakah ini bisa disebut pesta suka ataukah hanya perayaan duka
Ketika apa yang mereka serukan hari ini adalah setumpuk jeritan hati
Jeritan yang kian hari kian menumpuk
Untuk banting tulang mereka seolah malam berbintang bak pagi bermentari
Ketika apa yang seharusnya mereka dapatkan sebagai kado mahal untuk kerja mereka
Terkikis menipis nyaris tak terlihat sama sekali
Lantangkanlah suaramu duhai, saudaraku
Lihat betapa mengerikannya wujud mereka ketika kembali ke tanah air
Koyak berdarah seolah menjadi hal biasa
Di manakah bentuk penghargaan bagi pahlawan negeri ini?
Bukankah bangsa yang besar itu adalah bangsa yang menghargai pahlawannya?
Tak cukupkah apa yang mereka paketkan untuk bangsa ini untuk menjadikannya punya sandangan baru bernilai mahal?
Untuk mereka, para pahlawan devisa
Dengan menundukkan kepala kami datang kepada istana megah milikmu, wahai kaum berdasi
Pandanglah kami dan kasihanilah kami
Untuk kemudian waktu nanti jangan biarkan kami menjadi buruh tak bernilai
Untukmu, kawanku sebaya
Tak kan ada yang mencibir kita kelak
Tak kan ada sandangan buruh untuk citra yang sedang kita bangun
Tak kan ada upah konyol yang hinggap ke kantong emas kita
Kita akan bangun bangsa kita
Tanda cinta untuk pahlawan kita biar harumkan nama ibu pertiwi kita
created by: Sevi
01 Mei 2011
"May Day"
Sabtu, 30 April 2011
KONYOL SEKALI MEMIKIRKAN ITU!
Ketika banyak yang bilang kalau "Apa yang kita pikirkan, maka demikianlah yang akan terjadi", maka itu sangat benar kenyataannya.
Aku mengalaminya hari ini, dan itu sangat buruk untuk suasana hatiku saat ini.
Oh, Tuhan..
Konyol sekali aku punya pikiran seperti itu.
Ku pikir aku pasti gagal.
Dan hasilnya?
Benar.
Aku gagal.
Aku dengan profesiku sebagai penyiar radio (announcer)dan yang masih dalam posisi baru, aku masih harus banyak belajar, aku tahu itu.
29 April 2011, untuk satu program radio yang akan aku bawakan, sama sekali aku buta akan topik yang akan dibawa malam tadi. Tak ada bahan sama sekali.
Aku hanya punya satu kata dan bahkan google pun tak mampu menemukannya.
Aku bertanya, tak ada yang paham betul.
Baiklah, aku mulai panik.
Kemudian semakin panik, panik, dan bertambah panik.
Dan kemudian tau apa?
Aku sangat marah dalam hatiku.
Kenapa begini?
well, akhirnya guest yang akan mengisi program yang akan ku bawa, datang.
Ku coba ajak berkenalan, dan ternyata ada yang salah di awal sehingga membuatku bertambah parah dan kelihatan konyol.
Sangat buruk.
Aku dengan bodohnya menangis.
Oh, memalukan!
Alasan kenapa aku menangis?
Oh, jelas saja karena aku takut akan gagal dalam interview kepada guest dalam programku.
Aku akan gagal.
Itu yang aku pikirkan.
Dan benar!
program mulai berjalan.
Opening program, dan masih saja aku melinangkan air mata, menangis (masih dalam keadaan tak baik karena merasa tak mampu, suaraku bahkan (ku rasa)terdengar parau bak induk kodok ketika on air tadi.
Buruk.
Karena aku gagal.
Tepat seperti apa yang aku pikirkan.
Opening yang cukup sukses mungkin, tapi bukan intervieuw yang sukses.
Sangat sulit sekali rasanya bagiku melayangkan pertanyaan pada guest di situ.
Thank to my partner, karena bisa menutupi kegagalanku dengan sangat sempurna sehingga program malam tadi tetap berjalan (sukses)kalau aku bilang.
Sepanjang on air, yang ada di pikiranku hanyalah pikiran bahwa kalau aku tak akan bisa melakukannya.
Dan akhirnya, benar-benar tak ada yang bisa ku lakukan.
Oh, betapa konyolnya!
Ingin sekali rasanya mengutuk diri sendiri karena hal itu.
Seandainya itu bisa memberhasilkanku, maka akan ku lakukan.
Yang aku tahu kini bahwa,
tak ada yang perlu ku takutkan sebenarnya bahkan ketika aku tak tahu.
Karena aku hanya akan tahu ketika aku mencoba untuk tahu.
Rumit kedengarannya.
Tapi begitulah adanya.
Aku sedang dalam proses.
Proses pencapaianku yang sesungguhnya.
Sevi yang dewasa.
Sevi yang pasti bisa.
Itu dia.
Dan sekarang aku perlu tersenyum :)
ku rasa.
Aku mengalaminya hari ini, dan itu sangat buruk untuk suasana hatiku saat ini.
Oh, Tuhan..
Konyol sekali aku punya pikiran seperti itu.
Ku pikir aku pasti gagal.
Dan hasilnya?
Benar.
Aku gagal.
Aku dengan profesiku sebagai penyiar radio (announcer)dan yang masih dalam posisi baru, aku masih harus banyak belajar, aku tahu itu.
29 April 2011, untuk satu program radio yang akan aku bawakan, sama sekali aku buta akan topik yang akan dibawa malam tadi. Tak ada bahan sama sekali.
Aku hanya punya satu kata dan bahkan google pun tak mampu menemukannya.
Aku bertanya, tak ada yang paham betul.
Baiklah, aku mulai panik.
Kemudian semakin panik, panik, dan bertambah panik.
Dan kemudian tau apa?
Aku sangat marah dalam hatiku.
Kenapa begini?
well, akhirnya guest yang akan mengisi program yang akan ku bawa, datang.
Ku coba ajak berkenalan, dan ternyata ada yang salah di awal sehingga membuatku bertambah parah dan kelihatan konyol.
Sangat buruk.
Aku dengan bodohnya menangis.
Oh, memalukan!
Alasan kenapa aku menangis?
Oh, jelas saja karena aku takut akan gagal dalam interview kepada guest dalam programku.
Aku akan gagal.
Itu yang aku pikirkan.
Dan benar!
program mulai berjalan.
Opening program, dan masih saja aku melinangkan air mata, menangis (masih dalam keadaan tak baik karena merasa tak mampu, suaraku bahkan (ku rasa)terdengar parau bak induk kodok ketika on air tadi.
Buruk.
Karena aku gagal.
Tepat seperti apa yang aku pikirkan.
Opening yang cukup sukses mungkin, tapi bukan intervieuw yang sukses.
Sangat sulit sekali rasanya bagiku melayangkan pertanyaan pada guest di situ.
Thank to my partner, karena bisa menutupi kegagalanku dengan sangat sempurna sehingga program malam tadi tetap berjalan (sukses)kalau aku bilang.
Sepanjang on air, yang ada di pikiranku hanyalah pikiran bahwa kalau aku tak akan bisa melakukannya.
Dan akhirnya, benar-benar tak ada yang bisa ku lakukan.
Oh, betapa konyolnya!
Ingin sekali rasanya mengutuk diri sendiri karena hal itu.
Seandainya itu bisa memberhasilkanku, maka akan ku lakukan.
Yang aku tahu kini bahwa,
tak ada yang perlu ku takutkan sebenarnya bahkan ketika aku tak tahu.
Karena aku hanya akan tahu ketika aku mencoba untuk tahu.
Rumit kedengarannya.
Tapi begitulah adanya.
Aku sedang dalam proses.
Proses pencapaianku yang sesungguhnya.
Sevi yang dewasa.
Sevi yang pasti bisa.
Itu dia.
Dan sekarang aku perlu tersenyum :)
ku rasa.
Langganan:
Postingan (Atom)